Pertamina Rugi, Premium Langka di SPBU

SWARNANEWS | Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM), jenis Premium yang terjadi belakangan ini di seluruh SPBU di kota Palembang bukanlah adanya pengurangan kuota dari pihak Pertamina.

Namun hal tersebut terjadi dikarenakan penjualan premium dan solar bersubsidi tidak menghasilkan keuntungan yang signifikan dibanding dengan bahan bakar non timbal dengan nomor oktan yang tinggi yaitu Pertalite dengan nomor oktan 90, Pertamax 90 dan Pertamina dex.

Field Marketing Retail Manager Marketing Operation, MOR II Pertamina RU III Plaju, Putut Andriatno berdalih, saat ini permintaan akan bahan bakar jenis khusus seperti pertalite, pertamax, pertamina dex semakin meningkat seiring kemajuan teknologi perusahaan otomotif.

Oleh karena itu juga membuat distribusi premium berkurang karena pengusaha SPBU juga lebih banyak membeli Pertalite yang dari segi bisnis lebih menguntungkan.

“Kalau dari instruksi pemerintah pusat, pertamina masih wajib menyediakan BBM subsidi jenis Premium dan Solar. Namun karena Pertalite lebih tinggi permintaannya, sehingga menyebabkan beberapa POM bensin hanya menyediakan satu jalur BBM jenis premium ini,” katanya. saat menghadiri undangan Rapat dengan Pemkab Ogan Ilir dan BPH MIGAS di ruang rapat Bupati Ogan Ilir, Selasa (26/09/2017).

Putut Andrianto mengungkapkan pertamina harus menanggung kerugian sebesar Rp. 1900/ Liter dalam penjualan Premium dan Rp. 1500/liter untuk penjualan solar
Dikatakan Putut, sebelum adanya Pertalite kuota premium di Sumsel mencapai 5.000 kilo liter perhari.

Sedangkan saat ini pihaknya menyiapkan sebanyak 2.400-2.500 kilo liter per hari.
Artinya, ada pengurangan hampir 50 persen kuota premium.
“Tapi pada dasarnya kami siap mensuplai BBM sampai SPBU jika nanti ada gejolak di masyarakat ,” pungkasnya.

Sementara Anggota komite BPH MIGAS Ahmad Rizal Mengatakan masalah hilangnya premium terjadi hampir diseluruh indonesia, hal ini sempat dibahas dalam rapat di komisi 7, yang salah satu hasilnya pertamina diharuskan menyediakan premium diluar kawasan SPBU Jawa, Madura ,dan Bali.

“Di Jakarta ada sebuah SPBU baru bernama Vivo yang menjual premium, Baru buka masyarakat banyak yang antri, Artinya masyarakat masih membutuhkan premium” ungkapnya ketika sesi tanya jawab dalam rapat dengan pemkab Ogan Ilir.

“Pertamina dalam hal ini seharusnya tidak hanya beroentasi kepada profit, Perlu juga memperhatikan kebermanfaatan dalam hal pemenuhan hak-hak masyarakat. Tutupnya

Penulis : Fauzan
Editor : Sarono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *