SWARNANEWS.CO.ID, JAKARTA |Karena tekanan dari kaum musyrik Quraisy semakin berat, Rasulullah atas izin Allah mengimbau kaum Muslim agar ber hijrah ke Yastrib (Madinah).
Adapun Ja’far bin Abu Thalib dan istrinya baru bi- sa menyusul ke Madinah tujuh tahun setelahnya. Ketika berjumpa di Madinah, Rasulullah saat itu baru saja kembali dari Perang Khaibar.
Betapa gembira hati Ja’far bin Abu Thalib berjumpa dengan beliau. Demikian pula dengan Nabi Muhammad.
Aku tidak tahu, mana yang menyebabkan aku gembira, apakah kemenangan di Khaibar atau kedatangan Ja’far, begitu kata Rasulullah, menandakan rasa sayangnya terhadap sang keponakan itu.
Selama di Madinah, Ja’far bin Abu Thalib tidak pernah putus mendampingi Rasulullah dalam setiap jihad dan dakwah.
Selain itu, ia dikenal sebagai sosok yang dermawan, berbuat baik kepada para tetangganya, dan juru damai kaum Muslim.
Terkait itu, Abu Hurairah menceritakan, Orang yang paling baik terhadap kami, orang-orang miskin, adalah Ja’far bin Abu Thalib.
Dia sering mengajak kami makan di rumahnya. Demikian seperti disebutkan dalam buku 101 Sahabat Nabi karya H Andi Bustoni.
Editor: Sarono PS
Sumber: Republika