Penerimaan mahasiswa baru program sarjana pada 85 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tahun ini dibuka melalui tiga jalur.
Calon mahasiswa bisa menjalani Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan Seleksi Mandiri.
Dalam laman snmptn.ac.id, Ketua Panitia Pusat SNMPTN dan SBMPTN 2018 Ravik Karsidi mengatakan, SNMPTN merupakan seleksi penelusuran prestasi akademik calon mahasiswa dilakukan oleh masing-masing PTN di bawah koordinasi panitia pusat.
Peserta dari keluarga tidak mampu secara ekonomi dan dinyatakan diterima di PTN berpeluang mendapatkan bantuan biaya pendidikan selama masa studi melalui Program Beasiswa.
Jadwal pelaksanaan SNMPTN
Pengisian dan verifikasi pangkalan data siswa dan sekolah (PDSS): 13 Januari-10 Februari 2018, Pendaftaran SNMPTN: 21 Februari – 6 Maret 2018, Pengumuman Hasil Seleksi: 17 April 2018
Proses verifikasi dokumen peserta dan/atau pendaftaran ulang di PTN masing-masing bagi yang lulus seleksi: 8 Mei 2018 (bersamaan dengan pelaksanaan ujian tulis SBMPTN 2018)
Waspada Kiat Penawaran Lolos SNMPTN
SNMPTN dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dimanfaatkan oknum-oknum tak bertanggungjawab untuk mencari keuntungan.
Seperti yang baru ini terungkap, beredar di sejumlah media sosial tentang seminar nasional kiat sukses menembus SNMPTN & SBMPTN dengan narasumber Dr Setyadi Widyawawan ST MT yang mengaku sebagai dosen dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur.
Belakangan nama tersebut diketahui bukan merupakan dosen ITS.
Terkait hal tersebut, ITS menegaskan bahwa yang bersangkutan tidak pernah tercatat sebagai dosen di lingkungan ITS.
Menurut Wakil Rektor III ITS, Prof Arif Djunaidy, setelah ditelusuri di database kepegawaian tidak ditemukan sama sekali data yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan tersebut adalah dosendi lingkungan kampus ITS.
“Sudah kami cari di database, ternyata Dr Setyadi Widyawawan ST MT tidak tercatat sebagai dosen di ITS baik itu sebagai dosentetap PNS, dosen tetap non PNS, maupun sebagai dosen luar biasa atau dosen tamu,” tutur wakil rektor yang membidangi SDM, Organisasi dan Teknologi Sistem Informasi tersebut ketika dikonfirmasi, Selasa (16/1/2018).
Bahkan, lanjut Arif, penelusuran tidak hanya dilakukan di database kepegawaian ITS. Namun juga dilakukan penelusuran di database alumni ITS.
“Di database alumni pun ternyata juga tidak ditemukan datanya pernah kuliah di ITS,” ujarnya.
Karena awalnya, dikhawatirkan bila yang mengaku-aku sebagai dosen ITS tersebut pernah tercatat sebagai mahasiswa ITS.
Selain mengaku sebagai dosen ITS, dalam flyer yang diedarkan tesebut, juga ditulis bahwa yang bersangkutan sebagai panitia SNMPTN 2017 untuk pengolahan data primer dan juga sebagai manajer akademik lembaga bimbingan belajar Primagama di Jogjakarta.
“Di kepanitiaan pusat SNMPTN & SBMPTN pun tidak ada nama yang bersangkutan tercatat sebagai anggota panitia,” tutur Arif yang juga panitia SNMPTN & SBMPTN 2018.
Apalagi, menurut Arif, di susunan kepanitiaan SNMPTN & SBMPTN tidak pernah ada bagian yang melakukan pengolahan data primer seperti yang disebutkan oleh oknum yang bersangkutan tersebut.
“Tidak pernah ada bagian pengolahan data primer seperti itu di panitia SNMPTN & SBMPTN,” ujarnya.
Aksi yang dilakukan oknum ini diperkirakan sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir ini.
Data yang berhasil dihimpun ITS menemukan ada beberapa edaran dan berita kegiatan di antaranya berita kegiatan seminar di Banjarmasin pada tanggal 11 Februari 2015, edaran acara tanggal 22 Oktober 2016 di Pacitan, edaran tanggal 19 November 2017 di Bengkulu, dan yang terbaru berita kegiatan seminar tanggal 8 Januari 2017 di Bandar Lampung.
Semua kegiatannya ditujukan untuk siswa SMA dengan iming-iming diberi kiat khusus agar bisa lolos seleksi ujian SNMPTN & SBMPTN.
“Untuk itu, kami mengingatkan masyarakat agar tidak tertipu dengan aksi yang dilakukan oleh oknum yang bersangkutan yang mengatasnamakan sebagai dosen ITS ini. Karena dimungkinkan oknum ini masih akan terus melakukan aksinya untuk kepentingan pribadi ,” katanya.
Menyikapi hal tersebut, Arif mengatakan bahwa ITS akan mempertimbangkan mengambil langkah-langkah hukum untuk menindak tegas oknum yang sudah mencatut nama ITS untuk kepentingan pribadinya tersebut.
Karena dianggap bisa merugikan baik pihak ITS maupun masyarakat sebagai konsumennya.
“Kami masih akan melakukan koordinasi untuk langkah selanjutnya,” kata Arif.
editor : Sarono ps
sumber : sripoku.com