Lima orang mantap memeluk Islam dan tertarik mempelajari lebih dalam.
SWARNANEWS.CO.ID, JAKARTA Kunjungan Syeikh Yusuf Estes, pendakwah asal Amerika Serikat ke Jakarta menyisakan kenangan mendalam, khususnya bagi jamaah yang menghadiri ceramahnya di Masjid Agung Sunda Kelapa, Ahad (18/3). Bukan hanya menjelaskan tentang indahnya Islam dan pentingnya Alquran bagi kehidupan dunia dan akhirat, ceramah yang dihadiri ratusan Muslim dan non-Muslim ini juga berkesan dengan adanya sesi pembacaan syahadat.
Sesi ini mungkin sudah tak asing terjadi saat Syeikh Yusuf menggelar ceramah, baik di Amerika maupun negara-negara lain yang pernah disambanginya. Di Jakarta, setelah menyelesaikan ceramahnya, Syeikh Yusuf menuntun lima orang bersyahadat setelah menanyakan alasan mereka memilih Islam.
Leni Suryani, salah satu dari lima orang yang mengucapkan syahadat hari itu. Wanita yang sebelumnya beragama Kristen ini tak mampu membendung air matanya saat berhasil menyelesaikan dua kalimat syahadat. Disaksikan ratusan jamaah masjid Agung Sunda Kelapa, Leni mengaku mendapatkan hidayah dan memutuskan memeluk Islam saat dirinya mengalami pendarahan akibat penyakit yang dideritanya.
Sementara itu, Chandra mengaku memantapkan diri memeluk Islam karena takjub dengan ajaran Islam yang dia tahu dari beberapa rekan kerjanya. Pria yang sebelumnya penganut Kristen Protestan ini mengatakan telah lama mengagumi Islam. Dia tertarik mempelajari lebih dalam tentang agama Islam.
“Saya bekerja di lingkungan Muslim dan saya banyak belajar soal cara memecahkan masalah dengan cara Islam, maka saya merasa juga ingin memahami lebih banyak soal Islam,” kata Chandra saat ditanya Syeikh Yusuf tentang alasannya memeluk Islam.
Syeikh Yusuf Estes saat berceramah di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Ahad (18/3). (Republika/Dea Alvi Soraya)
Setelah selesai menuntun kelima keluarga baru umat Muslim itu, Syeikh Yusuf menjelaskan beberapa hal yang perlu dipahami dan dijalankan sebagai Muslim, yakni rukun Islam dan rukun iman. Syeikh asal Texas ini juga menjelaskan dengan mengucap kalimat syahadat dan memeluk Islam, maka sama halnya dengan terlahir kembali dan segala dosa yang telah diperbuat akan sekejap terhapuskan.
“Sekarang jika kamu merasa kamu ingin menangis itu karena Allah telah memaafkan segala kesalahanmu,” kata dia.
Syeikh Yusuf juga mengingatkan dengan memeluk Islam, bukan berarti segala cobaan hidup akan berakhir. Sebaliknya, ujian keimanan akan datang silih berganti yang tak lain adalah bukti kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya. Dia juga berharap Chandra dan mualaf lain mampu istiqamah dan memaksimalkan diri dalam mempelajari agama Islam.
“Keputusanmu memilih Islam adalah keputusan yang terbaik dan bersyukurlah Anda ada di negara yang dihuni mayoritas Islam, yang dapat membantu mengajarkan untuk lebih mengenal Islam,” kata Syeikh Yusuf.
Dia juga mengaku sangat senang dapat berkunjung ke Jakarta dan mendapatkan penyambutan yang sangat ramah. Dia juga mengatakan sangat ingin berkunjung kembali, dan berbagi lebih banyak ilmu.
“Saya sangat ingin kembali kesini, dan semoga kunjungan yang singkat ini dapat bermanfaat untuk semuanya,” ujar dia.
Syeikh Yusuf Estes akan melakukan safari dakwah di Indonesia pada 17-21 Maret 2018. Dia mengunjungi Jakarta, Surabaya (Jawa Timur), dan Balikpapan (Kalimantan Timur). Pada lokasi tertentu dakwah Yusuf Estes terbuka untuk umum, termasuk umat non-Muslim. Dia juga mengajak masyarakat Indonesia dari segala latar belakang agama untuk berdialog secara terbuka guna mendapatkan kebenaran yang hakiki.
Editor: Sarono PS
Sumber: Republika