SWARNANEWS.CO.ID, Jakarta | Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar membuka peluang impor bagi Industri untuk bisa mendapatkan gas dengan harga lebih murah dibandingkan produksi dalam negeri. Hanya saja, ketentuan impor ini diperbolehkan apabila harga gas luar negeri lebih murah 14,5 persen dari plain gate.
Arcandra menjelaskan pihaknya sudah berkunjung ke beberapa negara untuk memastikan kabar bahwa banyak harga gas di luar negeri yang harganya jauh lebih terjangkau.
Dari penelusurannya, ia mengatakan rata rata harga murah yang dipasang oleh negara lain merupakan harga khusus untuk kebutuhan dalam negeri.
“Ini untuk confirm bahwa apakah harga gas kita mahal atau murah. Namun demikian kalau seandainya, perusahan ini bisa ingin mendapatkan kontrak yang harganya lenih murah daripada dalam negeri. Pemeirntah mempersilahkan untuk impor,” ujar Arcandra di Kantornya, Selasa (13/3).
Arcandra menjelaskan, di negara seperti Aljazair memang memiliki harga gas yang murah. Namun, karena Aljazair menganut paham sosialisme, maka keputusan harga murah diperuntukan kebutuhan dalam negeri.
“Sebelumnya ada harga gas yang murah di Aljazair, 1 dolar, saya ketemu sama sekjen kementerian energi disana. Disana, saya berkesempatan bertanya tentang apakah ada. Jawabannya ada, ada gas 1 dolar harganya, tapi 1 dolar itu untuk kebutuhan masyarakat domestic mereka. Disana kan sosialis,” ujar Arcandra.
Untuk harga ekspor sendiri, kata Arcandra, negara seperti Aljazair tetap memberlakukan harga internasional sesuai dengan crude price indeks yang berlaku di pasar dunia. Seperti yang sudah jalan saat ini, Aljazair memasok kebutuhan gas Spanyol dengan harga 6 dolar per mmbtu.
“Mereka punya pipa untuk mengalirkan gas dari Aljair ke Yurop, spain. Itu 10 persen dari crude oil. Artinya 6 dolar. 1 dolar untuk ekspor itu tidak mungkin,” ujar Arcandra.\
editor : Sarono ps
sumber : republika.co.id