Penandatanganan kerja sama dilakukan langsung oleh Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Hendi Prio Santoso, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat, Direktur Utama PT Semen Baturaja (Persero) Tbk Rachmad Pribadi, Direktur Human Capital Management PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Muhamad Ali, Direktur Operasi PT Patra Jasa Benny Ishanda, Direktur Utama PT Semen Indonesia Logistik/SILOG Arham S. Torik dan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Logistik/PILOG Ahmadi Hasan serta disaksikan langsung oleh Deputi Bidang Usaha Energi Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Edwin Hidayat Abdullah.
Bentuk kerja sama yang disepakati antara lain pemanfaatan gypsum yang dihasilkan PT Pupuk Indonesia (Persero), serta “Fly Ash dan Bottom Ash” (FABA) yang dihasilkan PT PLN (Persero) dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan Semen Baturaja (Persero) Tbk untuk peningkatan produksi semen dan turunannya.
FABA adalah produk samping hasil pembakaran batu bara dalam pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan semen yang diklaim bisa meningkatkan kualitas dan ketahanan.
“Jadi produk sampingan seperti gypsum atau FABA itu harusnya dibuang, tapi ternyata itu bisa jadi komponen penting bagi semen. Ternyata bisa dimanfaatkan untuk produksi semen apa yang jadi limbah PLN bisa diproduksi Semen Indonesia,” tutur Edwin.
Selanjutnya, bentuk kerja sama perusahaan-perusahaan pelat merah itu adalah pemanfaatan produk semen antara PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk dengan PT Patra Jasa.
Kerja sama ini sekaligus termasuk imbal balik pemanfaatan jasa pelayanan oleh PT Patra Jasa.
Selain itu, kerja sama juga dilakukan dalam bentuk kerja sama operasi dan layanan antara SILOG dengan PILOG dalam bidang logistik serta kerja sama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk dalam bidang pengembangan industri persemenan.
Edwin berharap komitmen kerja sama ketujuh BUMN bisa segera direalisasikan dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam waktu dekat.
“Harapan saya, kita tidak hanya memikirkan proses produksi tapi ‘value creation’. Beda dengan swasta, perusahaan BUMN tidak hanya satu lensa,tidak hanya dilihat dari lensa kinerja keuangan tapi konstribusi ke masyarakat dan lingkungan,” ujar Edwin.