Mushaf Kuno Hanya Dilihat Sebagai Benda Pusaka

SWARNANEWS.CO.ID, Mataram | Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ), Balitbang-Diklat Kementerian Agama dan UIN Mataram bekerja sama dalam konservasi mushaf kuno. Selama ini, mushaf kuno masih dilihat sebagai benda pusaka semata, jarang dilihat, disentuh, dan diteliti. Padahal, sebuah mushaf kuno merekam perkembangan intelektual, budaya bahkan ekonomi pada zamannya.

Untuk itulah, kedua lembaga mengadakan workshop Mushaf kuno Nusantara. Workshop dibuka oleh Rektor UIN Mataram, Mutawali yang sekaligus menjadi keynote speech. Sejumlah narasumber yang hadir, Kepala LPMQ Mukhlis M Hanafi, Dekan Fakultas Ushuludin dan Sastra Arab UIN Mataram M. Zaki, serta dua  peneliti mushaf kuno LPMQ Abdul Hakim dan Mustopa. Workshop mengangkat tema “Mushaf Kuno di Lombok dan Metode Penelitiannya”.

Menurut Mutawali, workshop diselenggarakan untuk membangun kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki Nusa Tenggara Barat akan warisan budaya berupa mushaf kuno.

M. Zaki mengatakan, di Lombok terdapat ratusan mushaf kuno yang tersimpan di Museum, masyarakat dan rumah-rumah adat setempat. Jumlahnya akan bertambah banyak jika digabungkan dengan mushaf kuno yang ada di pulau Sumbawa.

“Hanya saja, kekayaan khazanah tersebut belum banyak dijamah oleh para akademisi di Nusa Tenggara Barat khususnya Lombok,” terangnya di Lombok, Selasa (3/4).

Menurut M Zaki, selama ini mushaf kuno masih dilihat sebagai benda pusaka semata, jarang dilihat, disentuh dan diteliti. Padahal sebuah mushaf kuno merekam perkembangan intelektual, budaya bahkan ekonomi pada zamannya. Selain itu, ada kebingungan bagaimana cara menggali informasi berharga tersebut.

Terkait hal itu, Mustopa dan Abdul  Hakim berbagi dengan peserta workshop yang kebanyakan akademisi UIN tentang beberapa metode membedah mushaf kuno baik dari aspek budaya maupun dari aspek ulumul Quran.

Menurut Hakim, ada beberapa ilmu bantu yang bisa digunakan untuk mengkaji sebuah mushaf kuno ketika kali pertama  disalin pada zamannya. Ilmu-ilmu tersebut juga bisa digunakan untuk merekontruksi kandungan mushaf kuno.

“Patut diapresiasi komitmen UIN Mataram yang berusaha menjadi bagian garda terdepan penyelamatan khazanah mushaf kuno Nusa Tenggara Barat dari segi nilai budayanya,” tegasnya.

Workshop ini merupakan salah satu point realisasi dari MoU antara LPMQ dan UIN Mataram. MoU tersebut ditandatangani oleh Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dan Dekan Fakultas Ushuludin dan Studi Agama.

editor : Sarono ps

sumber : republika.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *