SWARNANEWS.CO.ID | Adzan merupakan syiar Islam untuk memanggil umat Islam guna melaksanakan shalat wajib lima waktu. Pencetus adzan sendiri adalah Umar ibn Khathab yang mendapatkan ilham dari Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui mimpinya.
Dikutip dari buku yang berjudul ‘The Great of Two Umars’ karya Fuad Abdurrahman, awal mula munculnya adzan yang hingga kini dikumandangkan di seluruh penjuru dunia adalah dulu ketika umat Islam masih berjumlah sedikit, maka tidak sulit unutk mengumpulkan mereka guna melaksanakan shalat berjamaah.
Dengan bertambahnya umat Islam dan kesibukkan yang beragam, membuat sebagian dari mereka lalai untuk melakukan shalat tepat pada waktunya. Untuk mencari solusi agar umat Islam dapat melaksanakan shalat tepat waktu, maka sebagian para sahabat kemudian memberikan saran kepada Rasulullah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ingin menggunakan terompet seperti orang Yahudi untuk memanggil kaum Muslim, tetapi beliau tidak menyukai terompet. Ada yang menyarankan untuk menyalakan api di tempat tinggi, sehingga mudah dilihat oleh orang-orang ataupun asapnya bisa dilihat dari kejauhan. Lalu ada yang mengusulkan lonceng sebagai penanda tiba waktu shalat sebagaimana orang Nasrani.
Untuk membuat lonceng itu, Umar diberi tugas membeli kayu, saat itu dia sedang tidur di rumahnya. Setelah bangun dan tahu tentang rencana lonceng itu, ia berkata, “Jangan gunakan lonceng, tetapi untuk shalat serukan adzan!”
Umar tidak ingin bila Islam tercemar oleh berbagai budaya kaum kafir. Esoknya, Umar pergi menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan memberitahukan mimpinya. “Ya Rasulullah, semalam aku seperti bermimpi tentang laki-laki berpakaian hijau lewat di depanku membawa lonceng.
Maka, Umar bercerita kepada Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mimpi dia bertanya kepada laki-laki berpakaian hijau itu, “Hai hamba Allah, apakah lonceng itu akan kau jual?” Kemudian orang itu balik bertanya, “Memangnya ingin kau gunakan untuk apa?” “Sebagai panggilan shalat”’ jawab Umar ra. Orang itu bertanya lagi, “Maukah aku tunjukkan yang lebih baik daripada itu?” Kemudian, dia menyebutkan kepada Umar ra lafal adzan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruh Bilal untuk menyerukan azan dengan lafal yang dikatakan Umar ra. Pada saat itu Umar ra mendengar suara azan itu dari rumahnya. Dia keluar menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, demi Yang Mengutus Anda dengan sebenarnya, aku bermimpi seperti itu.” Sejak saat itu, suara adzan bergema di Madinah setiap hari lima kali, dan menjadi semacam penegasan bahwa kaum Muslim kini telah unggul.
Lalu mengapa Rasulullah memilih Bilal untuk menjadi muazin pertama? Muhammad Abdul Rauf menjelaskan karakteristik Bilal bin Rabah sebagai seorang laki-laki berbadan tegap. Kulitnya hitam. Rambutnya keriting hitam. Bilal memiliki tatapan mata yang meneduhkan.
Satu yang istimewa dari Bilal adalah suaranya. Orang-orang menikmati bagaimana Bilal membacakan ayat-ayat suci Alquran. Sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang lain senang berinteraksi dengannya, tidak memandang diri Bilal sebagai mantan budak. Bilal bin Rabah pun selalu menyertai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, termasuk ketika umat Islam berhijrah dari Makkah ke Madinah.
Di sinilah peristiwa yang akan mencatatkan nama Bilal dalam sejarah Islam. Perintah shalat lima waktu telah turun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengimbau seluruh kaum Muslim untuk mematuhinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memercayakan Bilal bin Rabah untuk mengemban tugas adzan.
Sebab, suara Bilal yang lantang tetapi merdu itu sesuai. Hati siapa pun yang men dengarkannya pasti bergetar. Di tempat tinggi dekat bangunan Masjid Nabawi, Bilal bin Rabah mengumandangkan adzan pertama dalam sejarah Islam.
editor : Sarono ps
sumber : republika.co.id