SWARNANEWS.CO.ID, Palembang | Mencari BBM jenis premium di Sumatera Selatan kian sulit. Antrean panjang terlihat di sejumlah SPBU. Kuat dugaan bahan bakar minyak bersubsidi itu, sengaja dibatasi penyalurannya.
Palembang saat ini hanya ada beberapa saja SPBU yang jual premium. Yaitu SPBU Km 4,5, Jl Demang Lebar Daun, RE Martadinata, R Sukamto, Km 6,5, Km 8 depan RM Palapa, Km 12, dan Jl Soekarno Hatta depan Jl Irigasi. Untuk daerah, yang jual itu hanya SPBU Jl Palembang-Betung Km 15 (Banyuasin). Kemudian, Jalinsum Talang Banyu (Tebing Tinggi), Lingkar Randik (Sekayu), dan lainnya (lihat grafis).
“Sulit nyari premium, cuma ada beberapa SPBU saja yang jual, jadi lebih baik menunggu antre daripada mutar-mutar, mobilnya masuk dalam antrean hampir 100 meter itu di SPBU Kol H Barlian Km 6,5, ” ungkap Ilham (30).
Ilham memilih premium karena alasan harga lebih murah Rp6.500 per liter, sedangkan pertalite Rp8 ribu. Kalau beli banyak, besar juga biayanya, setahu saya SPBU Km 6,5 ini selalu stok premium, makanya sering beli ke sini gak apalah antre, paling 30 menit,” ujarnya.
Menurut Rahmat (32), driver ojek online, “Di SPBU ini (Km 6,5) sering ada premiumnya. SPBU lain, meskipun jual sering kosong. Itung-itung selisih, lumayanlah dibanding ngisi BBM lain,” bebernya. Selain SPBU tersebut, sempat datangi SPBU Km 4,5. Di sana, premium kosong, “Tadi mau ngisi premium, cuma habis di SPBU ini. Jadi terpaksa beli pertalite,” ungkap Lucky.
Dia mengaku sebenarnya lebih suka mengisi premium karena harganya murah. “Pakai pertalite itu terpaksa, karena premium susah dicari. Sedikit sekali SPBU yang masih jual, itupun sering kosong,” ujarnya.
Di SPBU Demang Lebar Daun, tepatnya depan kantor PLN, nozzle premium justru ditutup, tadi malam. Hal itu menyebabkan beberapa pengendara terpaksa mengisi bahan bakar jenis pertalite. “Di sini memang dibatasi. Mulai pukul 16.00 WIB kami tidak lagi jual premiumnya,” kata Petugas SPBU, Fajri, semalam. Namun dia menyebut, sekarang sudah banyak pengendara mengisi pertalite. Mereka ingin hindari antrean premium yang terlampau panjang.