SWARNANEWS.CO.ID, Banyuasin | Tinggal digubuk reot, Nenek Rohani (54) dan suaminya Abdullah (76) tetap tegar walau setiap hari harus berjuang saat musim hujan seperti sekarang ini. Maklum, atap gubuk yang mulai rapuh, air hujan kerap membasahi kedua lansia ini, Senin (16/3).
Nenek Rohani sudah 20 tahun tinggal bersama suaminya yang buta di gubuk reotnya di RT 17 RW 3 Kelurahan Sukomoro Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin. Nenek Rohani sehari-hari bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan makan, sedangkan suaminya tidak bekerja lagi karena buta.
Kedua lansia ini hanya tinggal berdua, mereka memiliki anak, namun sudah puluhan tahun merantau ke pulau Jawa tidak ada kabar dan tidak kembali lagi.
“Sudah 20 tahun nak tinggal di sini, untuk makan kami, ibu kerja serabutan jadi tukang cuci, dan jadi pemulung, sedangkan bapak tidak kerja lagi di rumah saja karena buta,” ujar Nenek Rohani.
Nenek Rohani dan suaminya, kadang menunggu pemberian makanan dari tetangganya, makanan ini dimakan sedikit agar mereka tidak kelaparan keesokan harinya.
“Kadang diberi kue, pernah mie, makan sedikit saja, biar besok masih bisa makan, pernah berhari-hari kami kelaparan tidak makan,” ujarnya tertunduk.
Walau hidup serba kekurangan pasangan lansia ini nampak tegar dan tidak menyerah menghadapi masa tuanya. Setiap hari Nenek Rohani berusaha mencari makan dengan menjadi pemulung bahkan mengharapkan pemberian orang.
Anehnya, selama ini keduanya, tidak terpantau oleh Pemerintah Kelurahan setempat, bahkan kedua pasutri ini tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
“Kami ini orang susah nak, makan saja susah, setiap hari kelaparan, tinggal ngabisin masa tua saja dan nunggu mati. Kalau ada pemerintah ada yang mau bantu Alhamdulillah,” ceritanya.
editor : Sarono ps
sumber : tribunsumsel.com