SWARNANEWS.CO.ID, Jakarta | Elia Massa Manik dicopot dari jabatan Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) hari ini. Menurut Pengamat Energi Universitas Gajah Mada Fachmi Radhi ada beberapa catatan yang membuatnya memang harus diganti.
“Elia Massa Manik saya rasa pantas diganti. Apa alasannya? mengenai ini Elia itu terlalu sering mengeluh terhadap penugasan BBM, ini indikasinya terlihat sebagai Dirut Pertamina dalam menjalankan tugas BBM satu harga,” katanya, Jakarta, Jumat (20/4/2018).
Selain itu dia menilai langkah Pertamina di bawah kepemimpinannya yang mengurangi pasokan Premium sebagai suatu hal yang sangat berisiko apalagi di tengah kenaikan harga BBM non penugasan seperti Pertalite, Pertamax dan sejenisnya.
“Manuvernya sangat membahayakan dengan mengurangi pasokan Premium yang sebabkan kelangkaan di Jamali (Jawa, Madura, Bali). Kemudian dia menaikan harga Pertalite meski hanya Rp 200 ini sebabkan gap harga semakin menganga,” sebutnya.
Menurutnya hal itu membuat disparitas atau perbedaan harga antara Premium dan Pertalite menjadi besar. Terlebih saat Pertalite ini naik tidak diimbangi dengan pasokan Premium. Padahal kondisi ini berpotensi membuat konsumen beralih.
“Parahnya lagi dia tak tambah pasokan Premium. Ini padahal kan akan ciptakan migrasi dari Pertalite ke Premium. Kondisi ini memperparah kelangkaan, kalau tak diatasi timbulkan kegaduhan,” tuturnya.
Hal itu dianggapnya sebagai alasan mengapa Elia Massa memang harus diganti.
“Dan saat kejadian kebocoran Balikpapan juga keluar dari tanggung jawab, seolah-olah bukan karena kesalahan Pertamina. Kemudian tidak ada antisipasi. Maka harus diganti,” jelasnya.
Dalam melaksanakan tugas dari Kementerian ESDM, dia melihat Pertamina tidak bisa menjalankannya sepenuh hati. Misalnya mengenai kebijakan menahan harga Premium hingga 2019.
“Itu kan sebenarnya instruksi presiden (Jokowi) kemudian Elia membangkang, maka secara tidak langsung dia membangkang kebijakan Jokowi. Dia sudah terlalu sering,” tambahnya.
editor : Sarono ps
sumber : finance.detik