SWARNANEWS.CO.ID, Jakarta | Tengah ramai diperbincangkan pemecatan atau pemberhentian Mayjen TNI dr Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dokter Terawan adalah dokter ahli yang juga menjadi Kepala RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.
Diketahui, dokter Terawan dianggap telah melanggar kode etik karena metode ‘cuci otak’nya dipersoalkan.Bahkan, kejadian ini membuat Ketua Dewan Pembina Partai Golkar menyerukan upaya penyelamatan dokter Agus ini.
Tak hanya itu, Aburizal Bakrie melalui akun Instagram-nya, mengungkapkan bahwa metode tersebut sudah menolong, baik mencega maupun mengobati ribuan orang penderita stroke.
1. Metode ‘cuci otak’ yang dipermasalahkan
Mengutip dari Warta Kota metode yang diterapkan oleh dokter Terawan bagi penderita stroke ini menjadi maslaah dan membuat IDI memecatnya. Masalah tersebut pun berlarut-larut karena Kepala RSPAD dan anggota tim dokter Presiden enggan menanggapi undangan pemeriksaan terhadap praktik ‘cuci otak’ itu ke rekan sejawatnya di IDI.
IDI menilai dokter Terawan tidak terbuka dan selalu tak mau memberikan penjelasan di forum ilmiah kepada sesama sejawat kedokteran. Padahal ada kecemasan akan keamanan dan risiko terapi tersebut untuk pasien.
Namun, dokter Terawan menjelaskan metode ‘cuci otak’ secara ringkas. Yang sebenarnya adalah memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha penderita stroke. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada penyumbatan pembuluh dari di area otak. Penyumbatan dapat mengakibatkan aliran darah ke otak bisa macet.
Jika ini terjadi, saraf tubuh tidak bisa bekerja dengan baik. Kondisi inilah yang terjadi pada pasien stroke. Sumbatan itu lewat metode DSA dibersihkan sehingga pembuluhh darah kembali bersih dan aliran darah pun embali normal. Ada cara lain, yaitu memasukkan cairan Heparin yang bisa memberi pengaruh pada pembuluh darah. Cairan itu juga menimbulkan efek anti pembekuan darah di pembuluh darah.
“Ada banyak pasien yang merasa sembuh atau diringankan oleh terapi ‘cuci otak'” jelas dokter Terawan.
Setelah menerapkan metode DSA inilah, nama dokter Terawan dan RSPAD menjadi melambung. Banyak pasien yang datang berobat dan Terawan sampai menyediakan dua lantai ruangan di RSPAD khusus untuk menangani pasien stroke. Bahkan cukup banyak tokoh yang sudah mencoba metode DSA ini.