Ini Pembelaan BSNP terkait Sulitnya Soal UNBK

Peserta UNBK mengeluhkan sulitnya soal matematika UNBK tahun ini.

SWARNANEWS.CO.ID, JAKARTA |Meski pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMA sudah berakhir, polemik sulitnya soal matematika masih diperbincangkan. Siswa-siswa di berbagai daerah hingga kini masih terus meluapkan keluhannya di media sosial.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi, mengklaim bahwa soal UN pada 2018 dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang disusun oleh Kemendikbud, dengan melibatkan guru, yang selanjutnya ditetapkan oleh BSNP pada Agustus 2017. Kisi-kisi soal telah dimuat di laman www.bsnp-indonesia.org.

Kisi-kisi tersebut, lanjut dia, telah disusun sesuai kompetensi dasar yang harus diajarkan oleh guru sebagaimana dijabarkan dalam kurikulum pembelajaran di sekolah. Kisi-kisi juga dituangkan dalam buku mata pelajaran.

“Kisi-kisi ini dibuat secara umum atau generik, tidak spesifik mengarah pada suatu bentuk soal tertentu. Tujuannya agar pembelajaran di sekolah-sekolah tidak terjebak pada proses drilling soal-soal UN. Guru wajib mengajarkan materi pembelajaran dengan mengedepankan pemahaman konsep dan penalaran, bukan sekadar drilling soal,” kata Bambang di Jakarta, Rabu (18/4).

Sementara itu, menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Totok Suprayitno, soal-soal UN terdiri dari tiga level kognitif yaitu level 1 untuk pengetahuan pemahaman sekitar 30 persen, level 2 (aplikasi) sekitar 60 persen, dan level 3 (penalaran) sekitar 10 persen.

“Dan soal-soal tersebut ditulis oleh guru dan ditelaah oleh para guru yang kompeten dan dosen dari beberapa perguruan tinggi,” kata Totok.

Hasil UN ini, kata Totok, akan dianalisis untuk mendiagnosis topik-topik yang harus diperbaiki di setiap sekolah untuk setiap mata pelajaran UN. Hasil analisis tersebut akan didistribusikan ke semua Dinas Pendidikan untuk ditindaklanjuti dengan program-program peningkatan mutu pembelajaran.

Sebelumnya, mengenai permasalahan soal UNBK, Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menilai soal tipe Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang diterapkan pada ujian nasional berbasis komputer (UNBK) mata pelajaran matematika menyulitkan siswa. KPAI pun akan menemui Kemendikbud dan DPR terkait masalah ini.

“Soal tipe HOTS dalam bahasa cetak biru ujian dikenal dengan kode L3 yang artinya soal tipe penalaran. Jadi bukan berarti soalnya harus sulit,” kata Retno dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (17/4).

Retno mengatakan, berdasarkan referensi yang didapat, ciri utama soal dengan kode L3 adalah mencoba menghindari soal yang bertipe sekadar ingatan. Namun, menuntut siswa berpikir dan menerapkan konsep-konsep yang mereka pelajari pada situasi baru tidak mereka kenal.

 Sumber: Republika

Editor: Sarono PS