Lounching API Kartini, Aksi Perempuan Indonesia

SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG |Lounching API  Kartini Sumatera Selatan  bertujuan memajukan politik perempuan untuk mewujudkan Kesejahteraan Sosial. Acara diadakan di Hotel Nite & Day, Palembang  Senin (23/4/2018)

Bertindak sebagai pembicara Lucianty Fahri calon anggota DPD RI Dapil I SUMSEL, Rina Antasari ,Purek III UIN Raden Fatah Palembang, Anggota PPA, Nurmalina Balkoni Ketua Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI).

Kartini ialah sosok yang luar biasa, sebagai wanita yang modern harus bekerja keras bukan untuk menyaingi laki-laki wanita modern harus lebih maju, ucap Ketua Panitia  Desta.
Sementara itu Ketua API Kartini Sumsel,  Bernadette Suzanna Langotukan atau yang akrab dipanggil Susi dalam sesinya mengatakan perempuan tidak boleh jadi budak kebodohan. API Kartini di Palembang baru berjalan bulan Maret 2018, untuk menjadi seseorang yang berjiwa politik harus mau dulu dan punya kesadaran baru bisa.  API Kartini mempunyai impian harus konservatif. Di Palembang ini banyak sekali perempuan yang punya bakat dan perempuan harus keluar dari masalah dan tidak harus meninggalkan kodrat sebagai perempuan. Perempuan jangan mau dipolitikan, maka perempuan pun harus mengerti tentang politik, dan keluar dari neoliberalisme, tegasnya.

Sementara itu Luci bagian dari API Kartini yang menjadi narasumber siap membantu kesulitan siapa pun, dan menjadikan Sumsel rumah kita. Luci sudah mulai terjun ke dunia bisnis dari mulai SMP dengan mengesampingkan rasa malu, mengumpamakan kehidupan agar berguna dan sia – sia, dengan memanfaatkan ilmu yang diberikan.

Menurut  Luci 99 dari 100 pintu rejeki itu adalah berdagang dan tidak perlu harus jadi PNS. Bagi yang baru mulai berwirausaha, tidak perlu harus modal besar semua bisa dijadikan usaha asal punya semangat dan menyenangi sesuatu, jadikan orang di sekitar teman dan lingkungan bisa menjadi customer kita. Kegagalan adalah kunci untuk sukses, kalau kita mencoba, API Kartini Luar Biasa, teriaknya
Di sisi lain Dr. Rr. Rina Antasari,M.Hum  mengemukakan perempuan tanpa ada laki-laki dan Laki-laki tidak ada apa-apanya tanpa perempuan. Ketika perempuan itu sebagai jenis kelamin, perempuan sebagai kodrat, perempuan sebagai keberadaan menjadi fungsi, ajang dan masa. Ketika bicara tentang perempuan menurut sejarah adalah Kartini yang berjuang membebaskan para perempuan dan Bangsa Indonesia dari kebodohan. Politik yang artinya memilih, sebagai perempuan harus punya peran ada empat hal yang yang pertama akses, yang kedua berpartisipasi, yang ketiga nilai, Keempat Status.

Laki-laki harus memahami kalau perempuan itu sama, banyak kaum perempuan masih tertindas, contohnya bapak memperkosa anaknya, tenaga kerja perempuan banyak ditindas, di Indonesia belum dirasakan kemerdekaan perempuan. Perempuan harus menjadi air yg bisa menyejukkan di lingkungan sekitar, perempuan harus bisa memanejemen keuangan, perempuan harus bisa menulis, harapan besar kepada yang hadir agar bisa menjadi vokal keluar.

Teks/Foto: Devi Adelia

Editor: Sarono PS