SWARNANEWS.CO.ID | Allah menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad sebagai petunjuk dan pegangan hidup agar selamat dan bahagia di dunia dan akhirat. Namun, fungsi ini tidak akan terealisasi kecuali dengan menghidupkannya.
Menghidupkan Alquran tidak semata membaca, mempelajari, dan memahaminya, tetapi juga mengamalkan, mengajarkan atau menyampaikan kepada orang lain.
Allah berfirman, “Kitab (Alquran) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.” (QS Shad [38]: 29).
Ketika Nabi masih hidup, Alquran hidup melalui ucapan, tindakan, dan perilaku beliau.Dalam hadis disebutkan, seorang sahabat bertanya kepada Aisyah tentang akhlak Nabi. Aisyah pun menjawab, “Akhlak beliau adalah Alquran.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Allah pun menyebut beliau sebagai pribadi yang layak diteladani karenanya, “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS al-Qalam [68]: 4).
Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Quran al-‘Azhim menjelaskan, ayat ini merupakan fondasi penting dalam meneladani Rasulullah pada semua perkataan, perbuatan, dan keadaan beliau.
Dalam posisi beliau sebagai Nabi, ucapan dan tindakannya selalu dibimbing Alquran, baik itu berupa wahyu Alquran yang kemudian tertera dalam mushaf Alquran, maupun ilham yang kemudian menjadi sunah, hadis dan atsar.