Melalui beliaulah, Alquran dan nilai-nilai ilahiah hidup dan di prak tikkan sehingga orang-orang bisa mengikutinya. Saat ini, Nabi telah lama tiada. Para sahabat dan tabiin yang generasinya paling dekat dengan masa Nabi juga sudah tiada.
Meski begitu, Alquran tetap menjadi petunjuk hidup sepanjang masa. Namun, fungsi itu tidak akan ada artinya jika tidak dihidupkan oleh ahli Alquran, yakni orang yang membaca, memahami, mengamalkan, dan mengajarkannya kepada orang lain.
Dalam hadis disebutkan, Nabi bersabda, “Sesungguhnya Allah memiliki keluarga di antara manusia.” Para sahabat bertanya, “Siapa mereka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Para ahli Alquran. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihan-Nya.” (HR Ahmad).
Untuk mendapatkan manfaat dari Alquran dan menghidupkannya, kata Ibnul Qayyim dalam kitab al-Fawa’id, seseorang mesti memusatkan hati ketika membaca dan menyimaknya, memfokuskan pendengaran serta menghadirkan diri seperti halnya Nabi saat menerima Alquran.
Karena, sejatinya Alquran itu merupakan petunjuk bagi manusia. Semakin seseorang menjauh dari Alquran, berarti ia menjauh dari petunjuk Allah. Alquran adalah petunjuk hidup orang beriman, dan karena itu ia seyogianya dihidupkan, bukan dijauhkan, apalagi dimatikan. Wallahu a’lam.
editor : Sarono ps
sumber : republika.co.id