Migas Energi Nasional Hingga 30 Tahun

SWARNANEWS.CO.ID, Jakarta Presiden Indonesia Petroleum Association (IPA) Ronald Gunawan mengatakan minyak dan gas bumi masih menjadi tulang punggung energi nasional dalam 20 sampai 30 tahun mendatang.

Dalam sambutannya pada acara Konvensi dan Pameran IPA ke-42 Tahun 2018 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu, Ronald menyebutkan dalam World Energy Outlook 2017 oleh International Energy Agency (IEA), minyak dan gas bumi masih akan tetap menjadi energi utama di dunia dalam 20-30 tahun ke depan dengan porsi diatas 50 persen.

“Di Indonesia, Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 menetapkan target porsi energi dari migas di tahun 2050 adalah sebesar 44 persen dari total energi nasional,” katanya “Dari data ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa minyak dan gas bumi masih menjadi tulang punggung energi nasional dalam 20-30 tahun ke depan,” kata Ronald.

Namun demikian, Ronald menyoroti Indonesia yang telah menjadi negara “net” importir minyak bumi sejak 2002. Dengan terus menurunnya produksi migas nasional, diperkirakan Indonesia akan menjadi net importir untuk gas di tahun 2022.

Untuk mengatasi ketimpangan ini, diperlukan investasi besar dalam melakukan eksplorasi guna menemukan sumber-sumber migas yang baru.

Menurut Ronald, ini adalah sebuah tantangan yang besar karena eksplorasi untuk menemukan cadangan migas baru telah bergeser ke daerah “frontier” dan laut dalam sehingga diperlukan investasi awal sangat besar dan teknologi tinggi.

Konvensi dan Pameran IPA ke-42 tahun 2018 secara resmi dibuka hari ini oleh Presiden Joko Widodo, didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Kepala Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu (SKK Migas) Amin Sunaryadl, serta Presiden IPA Ronald Gunawan.

Tahun ini IPA Convex ke-42 bertema “Driving Indonesia’s Oil & Gas Global Competitiveness”. Tema tersebut diambil dengan mempertimbangkan kondisi hulu migas Indonesia yang terus mengalami penurunan produksi dan karenanya sangat membutuhkan investasi untuk menemukan cadangan migas baru melalui kegiatan eksplorasi.

Di sisi lain, persaingan global untuk menarik investasi migas berlangsung sangat ketat sehingga diperlukan peningkatan daya saing Indonesia secara global.

Pada tahun ini, IPA Convex memperkenalkan sesi baru yang khusus membahas mengenai teknologi, yaitu Technology Session.

Ada beragam topik diskusi yang akan dibahas, meliputi 1) Governments on Innovation of New Technology Improvement, 2) Impact of Digital Internet of Things In the Upstream Oil and Gas, 3) New Business Model in Gross Split System, dan 4) Technology for Decommissioning.

IPA Convex tahun ini diikuti oleh lebih dari 1.700 peserta konvensi, 118 peserta pameran dari berbagai perwakilan perusahaan, Pemerintah dan asosiasi dari dalam dan luar negeri, dan diperkirakan akan dikunjungi oleh lebih dari 21.000 orang.

editor : Sarono PS

sumber : antaranews.com