SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG| Waspada mahasiswa di Sumsel memiliki potensi radikalisme. Pernyataan itu mengemuka pada acara dengan tema “Literasi Digital Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat Melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sumatera Selatan Kamis (5/7) bertempat Hotel Aryaduta Palembang.
Acara dengan sasaran kaum muda seperti mahasiswa dan wartawan media online ini diadakan dengan maksud memberikan informasi berkenaan dengan bahaya Radikalisme Teroris yang sedang maraknya di kalangan masyarakat Indonesia khususnya Sumatera Selatan.
Di Sumatera Selatan sendiri mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sudah memiliki potensi mencapai 55,6% tingkat radikalisme seperti yang dikatakan Feriansyah selaku Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT). Dia mengatakan jika terdapat pelanggaran pasal nomor 5 Tahun 2018 yang berkenaan dengan terorisme maka siapapun itu akan berhadapan langsung dengan hukum.
“Acara ini sebenarnya untuk mengajak kaum muda- mudi untuk berfikir positif, sekaligus mengimbau para kaula muda yang masih rentan sekali terprovokasi. Seperti mahasiswa, kemudian para wartawan online yang ikut juga menyebarkan informasi lewat sosial media. Malah parahnya mahasiswa PTN di Sumatera Selatan ini sudah memiliki potensi radikalisme sebanyak 55,6%,” ujar Feriansyah.
Dilanjutkan oleh Feriansyah bahwa daya tangkal masyarakat Sumsel terhadap radikalisme teroris pun saat ini sudah begitu rendah dan miliki potensi menuju kuat.
“Kita sudah adakan survey pada masyarakat di lima kabupaten di Provinsi Sumsel tepatnya di Ogan Ilir (OI), Prabumulih, Pagar Alam, Batu Raja, Lubuk Linggau. dan hasilnya ya 56% masyarakatnya miliki daya tangkal rendah terhadap Radikalisme Terorisme. Hal ini dipengaruhi melalui ikatan saudara, pertemanan, dan lewat sosial media. Kalau untuk mahasiswa sendiri itu kebanyakan lewat organisasi dan pertemuan- pertemuan. Oleh karena permasalahan inilah kita buat FKPT di Sumsel,” jelasnya.
Menurut Feriansyah, metode yang digunakan pada saat survey yakni dengan metode sampel yang mana di tiap 1 kabupaten 5 desa dan 60 orang yang diambil.
Diharapkan pula oleh Feri dengan adanya acara ini, masyarakat dan kaula muda bisa faham dan mengerti betul bahaya Radikalisme Teroris.
Senada dengan Feriansyah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Dr.Rizal F.M, mengungkapkan, dalam pencegahan pro dan kontra dan ancaman ini pasti ada, tapi tinggal kita menyikapinya bagaimana. “Kami percaya kepada generasi muda bisa mencegah radikalisme dan terorisme di masyarakat,” ungkapnya
Sedangkan, Kontranya bagaimana cara untuk menangkal faham ini supaya kuat dalam mengatasinya. Seperti para generasi muda yang mudah goyah dan terpancing dengan faham radikal ini, baik di dunia nyata maupun dunia maya melalui online,” tutupnya.
Teks/Foto: Ridho Kurniansyah/Herwanto
Editor: Sarono PS