SWARNANEWS.CO.ID ,INDRALAYA|Menjelang pendaftaran bakal calon legislatif (bacaleg) di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Ogan Ilir (oi) tahun 2018, sejumlah nama kandidat dari berbagai partai politik (parpol) mulai bermunculan di masyarakat. Mulai dari kandidat yang masih duduk di kursi DPRD atau pemain lama hingga masyarakat yang baru pertama kali menjadi kandidat.
Perebutan kursi di DPRD Ogan Ilir untuk tahun 2019 ini terpantau terus bergulir, karena di sejumlah parpol mulai melakukan penjaringan. Namun siapa nantinya yang bakal terpilih untuk menduduki jabatan terhormat ini, timbul berbagai spekulasi. Karena paling tidak, untuk merebut suara terbesar di masyarakat untuk saat ini membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Salah seorang bacaleg senior di Daerah Pemilihan (dapil) 5 untuk Kecamatan Tanjung Batu dan Payaraman, Arhandi Tobroni SE mengatakan, ada sejumlah indikator agar seorang kandidat bisa dipilih masyatakat untuk mewakilinya di DPRD. Namun secara umum dan menjadi fakta di lapangan, seorang bisa terpilih menjadi anggota dewan minimal dilihat dari ketokohannya di masyarakat dan memiliki modal yang memadai.
Bila berkaca dari pengalaman, lanjut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, kelihatannya orang yang mempunyai uang banyak lebih berpeluang dipilih ketimbang ketokohannya. “Saya hanya berbicara fakta saja setelah tiga periode menjadi anggota DPRD Ogan Ilir, karena kebanyakan mereka yang mempunyai duit banyak punya peluang,” ujar Arhandi, Jumat (6/7/18)
Makanya pada pemilu legislatif periode 2019-20204 ini, tutur Arhandi, orang-orang yang bakal duduk kembali di lembaga DPRD Ogan Ilir nanti ada kecenderungan banyak muka lama. “Ini bukan berarti mengecilkan dan meremehkan orang-orang baru. Sebab, orang-orang lama ini kebanyakan sudah siap modal besar dan juga telah dikenali masyarakat. Tapi juga bagi kandidat baru dan tergolong berduit, tetap mempunyai peluang yang sama,” tutup Arhandi.
Teks/Foto: Ani
Editor: Sarono PS