SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat di lingkungan Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi Sumsel dilaksanakan di Benteng Kuto Besak (BKB), Jumat (13/7). Dalam penyerahan sertifikat tanah di Sumsel ini ada 37.848 pembagian sertifikat, namun yang diserahkan langsung di BKB ini berjumlah 6.000 sertifikat.
Dalam sambutannya, Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengatakan, terima kasih kedatangan presiden dan dibagikan 6.000 sertifikat. Tahun ini Sumsel dibagikan sebanyak 175 ribu serifikat.
“Ketika Bapak Jokowi datang ke Jakabaring nanti, kami siap dan tidak akan mengecewakan bangsa Indonesia,” ujar Alex.
Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan A Djalil menuturkan, hari ini hadir 6.000 penerima sertifikat dari seluruh kabupten/kota. Rinciannya Palembang 1800 sertifikat, Lahat 100 sertifikat, Muara Enim 50 sertifikat, OKI 700 srtifikat, OKU 550 ssrtifikat, Muba 320 sertifikat, Mura 100 sertifikat, Pagar Alam 25 sertifikat, Prabumulih 100 sertifikat, Lubuklinggau 30 sertifikat, Banyuasin 1800 sertifikat, OKUT 200 sertifikat, Ogan Ilir 150 sertifikat, OKUS 25 sertifikat dan Empat lawang 50 sertifikat.
“Hari ini setelah menyerahkan 6.000 dibagikan, akan segera menyusul dibagikan 37.848 orang. Tahun ini sesuai perintah bapak Presiden akan dibagikan 175 ribu sertifikat di Sumsel. Tahun depan kita alokasikan paling sedikit 250 ribu orang. Secara simbolis pembagian diberikan kepada 15 orang,” katanya.
Sementara itu, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengatakan, hari ini ada 37.848 sertifikat yang dibagikan. Yang langsung dibagikan di BKB ini dibagikan 6.000 sertifikat.
“Saya ingin lihat betul yang menerima sertifikatnya. Kalau diangkat semua, berarti sudah diberikan sertifikatnya. Saya kalau ke daerah mendengar sengketa lahan seperti di NTT, Sumatera, Papua dan Sulawesi. Sengketa lahan itu, bisa dengan tetangga, perusahaan, Pemda, dan BUMN. Karena rakyat tidak pegang sertifikat. Kita harapkan tidak ada lagi sengketa tanah ,” bebernya.
Lebih lanjut Jokowi menjelaskan, dari 126 juta bidang tanah, baru 46 juta di 2015 bersertifikat. Berarti kurang 80 juta yang belum diberikan. Dulu alokasi pembagian sertifikat cuma 500 ribu sertifikat dibuat setiap tahun. Artinya harus nunggu 160 tahun untuk dapat sertifikat kalau alokasinya tidak ditingkatkan.
“Tahun lalu saya minta 5 juta pembagian sertifikat. Tahun ini saya targetkan 7 juta harus selesai. Tahun depan harus 9 juta selesai. Silahkan dipikirkan oleh Menteri, itu bukan urusan Presiden. Saya dapat info dari BPN, pegawai BPN kalau hari Sabtu, Minggu masih kerja. Itu memang seharusnya maksimal melayani rakyat, ” paparnya.
Menurutnya, kalau rakyat sudah pegang sertifikat akan senang. Kedepan akan kita naikkan terus.Tahun depan 250 ribu sertifikat, harus keluar di Sumsel. Saya ikuti targetnya tercapai atau tidak. Saya tekan Kanwil BPN Provinsi, karena ini ditunggu rakyat.
“Bagi yang sudah menerima sertifikat dimasukan ke plastik, difoto copykan. Kalau sudah pegang sertifikat biasanya maunya disekolahkan. Silahkan dijadikan agunan, silahkan masukan ke bank. Dihitung, kalau pinjam di bank gunakan semuanya untuk modal usaha. Saya titip sehingga sertifikat dipegang oleh kita. Jangan sampai diambil alih oleh bank. Gunakan sertifikat ini sebaik baiknya. Jangan sampai keliru, ” ucapnya.
Diakhir sambutannya, Jokowi berpesan, kalau negara ini besar. “Saya titip, negara kita ini besar, terdiri dari 514 kabupaten/ kota dan 34 provinsi. Memiliki 263 juta penduduk Indonesia yang berbeda suku, agama, adat dan tradisi. Kita 714 suku dan 1.100 lebih bahasa yang berbeda- beda. Ini anugerah Allah, kita berbeda, tapi majemuk. Saya titip aset besar bangsa adalah persatuan dan kerukunan. Jangan sampai beda agama tidak rukun. Berbeda pilihan politik jangan tidak saling sapa antar tetangga. Pemilihan Bupati, Walikota, Gubernur dan Presiden. Silahkan pilih pemimpin, silahkan. Jangan memecah persatuan. Ongkos politik besar, sudah coblos rukun. Jangan sampai dibawa bertahun tahun, rugi besar kita,” ucapnya.
Lebih lanjut Joko Widodo mengungkapkan, dari 263 juta penduduk itu hidup di 17 ribu pulau dan 2/3 Indonesia adalah air. Ini negara besar.
“Saya pernah naik pesawat dari Aceh ke Papua 9 jam 15 menit. Kalau dari Inggris ke Istambul itu melewati sekitar 7 negara. Artinya negara kita besar. Tapi kita tidak sadar kalau negara kita besar. Modal kita adalah persatuan. Insya Allah, 2045 Indonesia masuk 5 negara dengan ekonomi besar di dunia. Tapi ini ada tantangan, ujian yang besar. Alhamdulillah persatuan bisa dijaga dengan ideologi Pancasila,” pungkasnya.
Diakhir acara, bagi yang bisa menjawab pertanyaan dari presiden RI Joko Widodo akan diberikan door prize 3 buah Sepeda.
Teks : Herwanto
Editor : Sarono PS