Pihak Lion Saling Lempar Tanggungjawab
SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Buruknya layanan publik di Sumsel yang baru dirilis oleh Ombudsman kini makin diperparah dengan banyaknya keluhan layanan sejumlah air line negeri ini. Lion Air salah satu mendapat sorotan konsumen karena banyak mengecewakan pelanggannya.
Seperti yang telah terjadi di lapangan, kekesalan itu disampaikan langsung oleh salah satu Kasubbag Bidang Kesra Pemkot Palembang Arifin yang akan melakukan tugas ke Jakarta (12/7) dengan no flight JT 333 dari SMB II menuju Jakarta. Akhirnya batal berangkat karena koordinasi di tingkat layanan air line tidak berjalan.
Kekecewaan ini lantaran tidak dapat memperoleh haknya sebagai penumpang karena kursi yang telah dipesannya diduga telah kembali dijual kepada orang lain. Padahal dirinya telah mengurus tiketnya dan sudah selesai melakukan check in selanjutnya masuk ke dalam pesawat saat sudah terdengar panggilan satu kali.
Tapi anehnya belum sempat masuk pintu ke pesawat, tiba-tiba petugas melarang masuk karena pesawat sudah terbang lebih dahulu. Padahal panggilan untuk konsumen baru dilakukan satu kali dan Arifin bersama 4 temanya langsung bergegas ke pesawat.
Meski sedikit emosi Arifin tetap tenang, dia hanya berharap pelayanan buruk penerbangan Lion Air segera dievaluasi mengingat tingkat pengguna transportasi udara yang terus meningkat apalagi menjelang perlehatan akbar Asian Games Agustus mendatang.
Menurut Arifin SDM Lion Air jauh dari standart layanan yang dibutuhkan masyarakat. Sebab kejadian lain serupa dan kasus lainnya di maskapai ini telah mengecewakan konsumen tidak hanya terjadi satu kali tapi berulang-ulang kali.
Banyak kasus terjadi mulai delay yang hampir selalu terjadi, koper bagasi tiba tiba rusak saat penumpang turun, dan pelayanan check in serta pemanggilan penumpang yang sudah check in.
“Sungguh saya sangat kecewa atas pelayanan Lion Air yang terjadi secara berulang-ulang. Tragedi ini menambah catatan buruk bagi Lion Air yang merugikan kosumen,” keluh Arifin, Kamis (12/7).
Selain Arifin, ternyata terdapat enam penumpang yang mengalami hal serupa, diantaranya juga Imam (37) salah satu pejabat kampus UIN Raden Fatah Palembang. Ketika ditemui dia mengutarakan kekesalan terhadap pelayanan penerbangan Lion Air. Menurutnya sistem dan SDM yang dijalankan Lion Air dalam memanjakan penumpang sangat aneh dan cenderung otoriter.
“Saya anehnya itu, orangnya ada malah dipanggil oleh bagian informasi, jadi dianggap bahwa kami sudah dipanggil 3 kali tetapi tidak kami ketahui. Kan aneh, padahal panggilan selama kami di ruang tunggu baru ada satu kali,” ungkap Imam dengan sedikit menahan emosinya.
Dia berharap ini bukanlah sebuah praktek persekongkolan apa yang dilakukan oleh pihak kedua dan ketiga Lion Air di Bandara SMB II adalah praktek persekongkolan dan pungutan liar (pungli) kelas kakap dan berdampak negatif karena semakin merosotnya kualitas pelayanan Lion Air, dan anehnya tidak berani memutuskan kontrak terhadap mereka dan menyumbangkan integritas dan pelayanan yang prima.
Berapa banyak orang yang dirugikan atas kejadian ini. Sedangkan ada lima atau sedikit orang yang sudah check in dan sudah ada di lokasi tetapi malah tidak bisa masuk. Padahal pesawat belum tutup pintu dan peluang untuk masuk masih ada.
Ia berharap dari kejadian ketidakprofesionalan Lion Air ini jangan sampai terulang dan dijuluki pelayanan terburuk di dunia dan rutin memberikan pelayanan buruk, hampir tiap minggu, dan terkesan mau menang sendiri dengan alasan bermacam-macam hingga penumpang bosan mendengarnya. Ia berharap Air Line seperti ini dibekukan izinnya.
Menyikapi hal ini, Admin Area Manager Amel Lion Air Palembang saat ditemui (12/7) pukul 16. 30 WIB mengakui, kantor utama bertempat di Hotel Sanjaya Kapten A.Rivai ini hanya sekedar memantau pemasaran. Sedangkan koordinasi kesalahan dikembalikan ke bagian operasional air line bandara. Itupun menurutnya dilakukan oleh pihak ketiga, sehingga pihaknya mengaku jarang berkoordinasi langsung.
Soal pemutusan kontrak pihak ketiga yang tidak professional, Amel mengaku tidak ada. “Belum pernah sih kita sampai putuskan kontrak pihak ketiga, ya meski aduan banyak, kita masih coba koordinasikan saja,”ujar Amel bernada landai.
Saat Swarna News mendesak sikap Lion Air menghadapi banyaknya kasus pengaduan layanan buruk Lion Air. Dengan santai dijawab bahwa biasanya kejadian tersebut banyak dilakukan bagian operasional, sedang pihaknya bagian admin area tidak punya kewenangan tersebut.
Disinggung soal koordinasi internal Lion , juga tidak banyak komentar malah meminta Swarna News mencari keterangan lain di bandara. Dengan tegas menerangkan kalau kantor utama di A. Rivai tidak melayani komplain dan hanya berjualan saja.(*)
Teks : Anton
Editor : Asih