Anita Noeringhati: Maju Ketiga Kali Perlu Kerja Keras

SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Komisi IV Provinsi Sumsel dari Partai Golkar, RA Anita Noeringhati
dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat Sumsel belum begitu sepenuhnya terasa. Untuk itu dirinya akan maju mencalonkan ketiga kalinya Pemiilihan Legislatif (Pileg) 2019 yang akan datang.

“Saya sudah kedua kali mencalonkan diri di DPRD Sumsel, jika dikatakan seluk-beluk dalam memperoleh suara sudah saya kuasai itu tidak betul, pada kenyataannya Pileg pertama dengan kedua itu berbeda, saya yakin untuk Pileg ketiga ini juga berbeda lagi,” ungkap Calon Legislatif Partai Golkar, RA Anita Noeringhati, usai menggelar diskusi publik, di Lippo Cafe, Sabtu (21/7).

Anita mengatakan, ketika saya berbicara mengenai suara, yang jelas kita mempunyai sebuah basis, jadi basis itu seperti apa untuk disampaikan, memang basis itu adalah masyarakat pendukung panatik, itulah yang kita raih tidak begitu bermuluk-muluk tapi kita hanya bisa menyapa.

“Saya berpikir dengan kapasitas Caleg itu jangan dirasa bahwa punya uang banyak bisa membeli suara, ini dikatakan dramatis bagi masyarakat yang mempunyai hati nurani atau mempunyai keterkaitan dengan calon-calon, sehingga mereka walaupun dibayar pun tidak akan memilih dia (calon) tersebut,” terangnya.

Dikasih uang oleh salah satu calon, itu boleh diambil tapi untuk memilih itu sesuai dengan keinginan pemilik nantinya, “Alhamdulillah itu bisa dibuktikan,” lanjutnya.

Kedepannya, saya rasa bahwa perjuangan ini harus lebih keras lagi. Karena yang jadi Caleg 2019 ini adalah orang yang mapan baik dari segi politik maupun dalam segi finansial, sehingga bagaimana kita harus maju untuk caleg ini.

“Cara trik tersendiri bagaimana mempunyai jurus-jurus untuk masyarakat itu agar bisa menengok kepada caleg tersebut. Contoh kalau di dapil itu yang saya dengar ada Yudha Rinaldi dari PDI Perjuangan, Hairul S matdiah dari Demokrat, Kartak dari PKB dan masih banyak yang lainnya,” tambahnya.

Selain itu, untuk para penantang baru ini jangan dianggap enteng, jadi harus berhati-hati karena mereka mempunyai kapasitas baik politik maupun finance, “Jadi Pileg 2019 ini saya betul-betul merasakan perjuangan yang lebih dari 2014 walaupun saya sudah dua periode,” tuturnya.

Menurutnya, jika dilihat pergeseran dari mesin politik dan seorang figur, Sebetulnya dari dulu memang kita bicara bahwa Partai politik itu tidak menentukan semuanya, tetapi figur seorang calon itu bisa menjadi penentu untuk Caleg itu sendiri. Paling tidak antara Figur dan partai politik saling beriringan. “Partai itu dari siapa, mengarah kepada siapa, karena mulai dari Ketua umum (Ketum) sampai ke level kebawah itu harus disampaikan, apa yang harus disajikan, dan itu harus runtuh kemasyarakat seperti sekarang, Ketum mengatakan program ekonomi kerakyatan yang harus diutamakan. Jadi ritme partai Golkar itu tidak berbeda antara provinsi, pusat maupun daerah, sehingga kita bisa menyajikan untuk partai Golkar,” jelasnya.

Sesuai slogan Partai Golkar “Suara Golkar Suara Rakyat” karena suara Golkar bisa menjangkau sampai ke level bawah, walaupun itu sangat sulit. Saya sendiri bukan tidak pesimis tapi saya harus berjuang untuk duduk yang ke tiga kali nya, harus berjuang.

Secara pribadi kalau sudah mencalonkan dua kali itu naik kelas ada peringkat tetapi untuk sekarang saya belum naik kelas. Sebagai kader partai Golkar tetap patuh dan taat kepada keputusan Partai, mungkin ada pertimbangan lain dari Ketum Partai Golkar Provinsi, untuk tetap memasang menjadi Caleg provinsi, “Saya sudah dua kali duduk dikader provinsi Alhamdulillah saya masih dipercaya oleh partai Golkar,” tutupnya.

Teks : Herwanto
Editor : Sarono PS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *