Tenaga Pustakawan Masih Kurang

SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Dalam mengimplementasikan revolusi mental melalui mobilisasi pengetahuan, Balai Perpustakaan Nasional melakukan peningkatan indeks literasi bagi masyarakat untuk gemar membaca.

Balai Perpustakaan Nasional, diwakili Deni Kurnadi mengatakan, untuk mendorong perpustakaan di Indonesia ada 187 Dinas perpustakaan yang akan di bentuk untuk di kabupaten/kota. “Ini bisa di dukung secara koleksi oleh APBN, APBD dan masyarakat, supaya perpustakaan yang ada di Desa/kelurahan bisa memenuhi kebutuhan koleksi Informasi Dinas Perpustakaan (Dispus) di daerah secara struktural,” ujarnya, usai menggelar Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran membaca di Provinsi dan Kabupaten tahun 2018, Selasa (24/7) di Aula Dinas Perpustakaan Palembang.

Untuk pustakawan supaya bisa struktural, harus sesuai dengan standar melalui pelatihan formal, “apabila di tanya soal 25 perguruan tinggi yang membuka jurusan perpustakaan di daerah, yang jelas masih kurang, oleh karena itu harus di dukung dengan diklat-diklat, baik itu di nasional, provinsi kabupaten/kota secara umum untuk tenaga pustakawan,” terangnya.

Kemudian, untuk layanan pada generasi anak-anak seperti layanan gadget nantinya akan kita luncurkan sesuai kebutuhan media elektronik untuk sehari-hari.

Sementara itu, Anggota DPR RI Komisi XI, Ir Sri Meliyani mengatakan, untuk gemar membaca biasanya tempat dan fasilitas itu tujuan utama. Akses mudah di dapat mudah dicari dan murah itulah biasanya di cari. Namun sebaliknya apabila mencarinya sulit, biaya mahal, tempat bau dan panas, jadi siapa yang akan berkunjung untuk datang ke perpustakaan, ini harus menjadi perhatian semua pihak dan harus bisa mewujudkan itu.

“Untuk cara memancing dan bisa mewujudkan, kita harus bisa memperbaiki secara perlahan-lahan, pemerintah daerah harus berpihak tentang ini, jangan seperti di ibaratkan seperti kapur dan sirih ketemu sesaat lalu usai, tidak ada cerita untuk kedepannya,” ujarnya.

Sementara, Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Sumsel, Mislena MM menjelaskan, untuk mengupdate buku-buku yang tidak tersedia, maka akan dicarikan solusi, dengan cara meminjamkan ke perpustakaan yang ada seperti di nasional untuk digunakan, kedepannya akan dianggarkan.

“Misalnya belum ada bantuan buku, kita harus menganggarkan dana yang di setujui oleh DPR, kita tidak bisa serta merta disamakan seperti Amerika, untuk sementara akan kita pinjamkan dulu,” kata Kadispus Sumsel.

Dijelaskannya, secara Birokrasi itu tidak begitu sulit namun dana ini terbatas, bayangkan untuk APBN untuk seluruh Indonesia ini di anggarkan sebesar 700 milyar, target kita mencapai 1 triliun.

“Kita harus bersabar, Dana APBN Pusat baru turun sekitar 450 milyar, selanjutnya diupayakan mencapai 750 milyar,” harapnya.

Teks : Herwanto
Editor : Sarono PS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *