Biasakan Menabung Sejak Dini, Wujud Pendidikan Keuangan Bagi Anak

Reporter: Ridho

Editor: Sarono PS

SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Biasakan menabung sejak dini hal itu merupakan wujud pendidikan keuangan bagi anak. Statemen tersebut muncul dari acara yang diadakan oleh Pengurus Cabang Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) Sumatera Selatan (Sumsel) bertempat di Hotel Wyndam Palembang, Kamis (26/7).

Acara tersebut digelar guna mengajak orangtua untuk menanamkan budaya menabung kepada anaknya sejak sedini mungkin.

Reni Devi selaku Ketua YKAI Sumsel mengatakan,  segala sesuatu haruslah dimulai dari hal kecil, bahkan keluarga adalah masyarakat terkecil dan terdekat untuk semua. Sehingga orang tua hendaklah memberikan pengertian kepada anak hingga cucu bahwa dengan uang konsumtif kalau menerima uang baiknya disisihkan untuk menabung dan dibelanjakan untuk hal yang memang dibutuhkan.

“Dalam memberikan edukasi terhadap anak, para orang tua harus menggunakan cara dan perkataan yang mudah diterima oleh anak- anak sehingga pesan yang kita sampaikan benar- benar dimengerti,” ujar Reni.

Dia juga menekankan pentingnya mengajarkan anak untuk berperilaku hemat.

“Sedini mungkin anak- anak harus kita ajarkan untuk berhemat dan menghargai uang, caranya dengan menggunakan metode atau cara yang disukai anak- anak seperti metode dongeng sembari bermain,” jelasnya.

Tak hanya itu, disarankan pula oleh Reni bahwa orang tua juga harus menghemat serta miliki tanggung jawab menjaga kesehatan makanan anak.

“Sebagai orang tua banyak sekali tanggung jawabnya, bahkan orang tua pun hendaklah berhemat. Uang jajan anak tetap diberikan dengan arahan agar anak- anak bisa menabung sendiri serta menahan diri dalam membelanjakan barang, lebih- lebih memiliki fikiran untuk kredit dan jenis lainnya,” ujarnya mencontohkan.

Nasrun Umar selaku Sekretaris Daerah Sumsel pada saat itu turut mengutarakan berkenaan pendidikan literasi keuangan di lingkungan keluarga dan sekolah diakuinya masih tabu.

“Ya kita tahu selama ini teruntuk pendidikan literasi keuangan di lingkungan masih tabu, yang menyebabkan pendidikan keuangan belum mendapat porsi maksimal. Padahal hal ini penting untuk anak karena sejalan dengan perkembangan pendidikan di era ini anak- anak juga perlu mengatur keuangan dengan bijak,” ujar Nasrun memberikan dukungan.

Disampaikannya bahwa berdasarkan survey OJK tahun 2016 pemahaman literasi keuangan anak berada di tingkat 29,66% yang artinya dari 1 hingga 3 yang miliki pemahaman literasi.

“Nah dari sinilah kita orang tua bukan sekedar pemberian pemahaman tentang keuangan tetapi pengenalan penggunaan uang dengan bijak serta kontrol keuangan mana yang kita butuhkan serta mana yang menjadi keinginan,” ujarnya menutup pembicaraan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *