Dorong Materi Kepemimpinan Islam Masuk Kurikulum
SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Jika akhir-akhir ini sejumlah tempat ibadah lingkungan lembaga pemerintahan dituding sudah dicemari isu radikalisme. Hari ini sejumlah tokoh perempuan Sumsel alias ‘Emak-emak’ tergabung dalam Forum Silaturahmi Tokoh Muslimah Sumsel angkat bicara akan tetap care dengan konsep khilafah Kepemimpinan Islam menegakkan ajaran Islam yang pernah berjaya membawa kemaslahatan selama 13 abad. Salah satunya mendorong masuk pada kurikulum sekolah.
Menurut Founder Irena Center, Hj. Irena Handono didampingi langsung politikus Islam Iffah Ainurrahmah di Hotel Santika (28/7), bahwa pengaruh pemikiran yang dituangkan terhadap bangsa ini sudah sampai pada ujungnya dan kritis.
Apa saja di negeri ini yang tidak dijual, semuanya serba mungkin. Hanya satu saja yang tidak boleh dibicarakan adalah soal syariat Islam.
Padahal jika orang sudah bicara syariat, maka orangnya pasti amanah, bisa dipercaya dan bisa memimpin dengan baik, ini yang dibutuhkan negeri ini, bukan mereka melanggar aturan dan hukum tapi tetap bisa melenggang dan bangga berkeliaran. “Lantas apa salahnya jika ada orang yang ingin menegakkan syariat. Apa ada yang salah dan kenapa harus takut,” Kata Irena.
Berkaca dengan Usbekistan sejak zaman dahulu sudah mendirikan madrasah merupakan perguruan tinggi pertama di dunia.
Khilafah turki Usmani juga sudah sejak zaman dulu mengenal tehnologi nano dengan hasil pedang terbaik. Ini artinya apa, peradaban tertinggi dan terbaik di dunia adalah Islam.
Ini sebelum Usbekistan dicengkeram oleh komunis selama 65 tahun sampai tidak ada masjid yang memperdengarkan azan.
Faktanya negara non Islam adalah lemah ambil saja contoh Amerika kalah perang lari ke Turki Usmani diberi makanan dan obat-obatan. ” Lantas siapa sebenarnya yang kuat,” tanya Irena.
Semua dokumentasi surat surat pemerintahan ini sudah disimpan di Topkaful, ini adalah data bukan sebuah karangan semata. Orang muslim ini silau dengan kekuasaan dan silau dengan modernisasi. Sehingga kelompok moderat ini banyak merasa paling benar sehingga saling berselisih.
Sebelum menyesal, solusi adalah kembali dengan ajaran Islam. “Bicaralah wahai kaum ibu, ajari anakmu dengan ajaran Islam dan kepemimpinan Islam yang gagah dan kuat. Ini sudah masuk di Kurikulum sekolah di Australia. Sementara di Indonesia belum sedikitpun disentuh,” papar Irena.
Ummat Islam Indonesia saat ini dipecah dalam beberapa golongan ada Islam Modern, Islam Radikal, Islam Tradisional. Itu yang terjadi di Usbekistan masa Kubilaikan dan saat ini terjadi di Afrika.
Kekuatan tokoh perempuan menurut Irena adalah maha dahsyat. Tidak ada wanita yang lemah di dunia ini, hal ini dijamin oleh Rasullullah. Jika kekuatan wanita ini sudah bangkit akan menyelesaikan semua persoalan.
Kepemimpin Islam jatuh 1924 karena penghianatan yang dilakukan oleh
Mustafa Kamal Al Tatruq, sejak khilafiyah ini hancur sampai saat ini belum ada pemimpin lagi bangkit.
Jangan pernah memgukur ukuran Islam dengan non Islam, karena non Islam memisahkan antara kebutuhan dunia dan kebutuhan akhirat. Sedangkan konsep Islam tidak ada pemisahan antara kebutuhan dunia dan kebutuhan akhirat. Oleh sebab itulah tokoh muslimah harus berada pada garda terdepan dalam amar ma’ruf nahi munkar, agar terwujud semua kebaikan di tengah masyarakat.(*)
Teks/Editor : Asih