SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Dalam mewujudkan dan memberikan pemahaman tentang sejarah Palembang yang terkenal dimasa itu dengan kejayaan Sriwijaya. Hal itu terbukti pada zaman itu perekonomian berkembang dengan sangat pesat.
Kementerian Kebudayaan dan pariwisata RI, Hilmar Farid mengatakan, ada beberapa pokok pikiran dalam mewujudkan poros maritim dunia, Jika dilihat dalam konsep negara bahwa laut yang terutama, jadi ini bisa dimaknai dalam sejarah seperti kejayaan zaman Sriwijaya. Untuk menyimpulkan kejayaan zaman Sriwijaya ini yang silih berganti selalu ada perubahan dari abad ke abad
“Jika kejayaan abad ke 7 sampai abad 17 sudah berdiri kejayaannya, jadi sekitar 10 abad Sriwijaya itu berdiri di masa kejayaannya saat itu, tapi mengapa ketika memasuki abad 21 kejayaan itu mulai pudar,”ujarnya usai Seminar Sriwijaya dan Poros Maritim Dunia,di hotel Aryaduta, Selasa (7/8)
Jika dilihat saat ini, penyebab dari arus balik kemaritiman itu, karena ketidakmampuan atau suatu problem. Ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan Sriwijaya agar bisa bangkit kembali seperti kejayaan semula
“Sisa-sisa Sriwijaya yang tinggal kenangan, mengapa tidak di hidupkan dan kemana maritim kita saat itu, disinilah peran kita untuk menghidupkan kembali,” tuturnya.
Menurutnya, kedudukan sejarah yang mendunia yang harus dikembangkan pada poros maritim ini, sejarah sangat penting untuk kehidupan bermasyarakat dalam sarana transportasi sungai perairan yang perlu di Selami.
“Kita harus Membangun imajinasi historis pemikiran untuk kembali pada kejayaan Sriwijaya, membangun maritim dunia melalui geografis peta yang perlu di pelajari kembali,” ucapnya.
Studi ini bukan hanya mendalami seminar saja, namun bagaimana seminar ini jauh dari seminar itu sendiri. Kecepatan bukan ketepatan yang di perlukan, karena bukan hanya dorasi tapi bisa memberikan komunikasi yang digital dalam seminar diskusi yang perlu didalami dalam sejarah ini”Kita ketahui Pusat studi itu sudah ada namun belum begitu aktif, nanti bisa diarahkan secara praktis dengan rancangan,” jelasnya.
Sementara itu, dalam upaya menyelamatkan memori peninggalan sejarah yang sedikit demi sedikit menghilang atau tidak terawat,ini memang tugas pokok dirjen dalam memelihara cagar budaya itu. “Untuk menjaga itu harus ada peran serta dari masyarakat dan pemerintah daerah,” paparnya.
Kerja pola kelestarian dari sistem 404 sekarang praktis dan terbantu, karena kunci utamanya cara pandang atau sisi cagar budaya yang bagaima yang perlu di lestarikan. “Mestinya disadari ditengah cagar budaya bisa teesimbungan merawat cagar budaya,harus ada sudut pandang dalam tata ruang cagar budaya,” terangnya.
Dalam mengembangkan dan penguatan dalam sistem maritim itu harus ada pengalaman langsung, terjun dan bersentuhan langsung dengan laut.
“Nanti akan kita buatkan kapal, agar mereka bisa merasakan dan bersentuhan langsung dengan laut,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumsel, Irene Camelyn Sinaga menambahkan, seminar ini diadakan selama tiga hari, mulai tanggal 7-9 Agustus 2018. Peserta seminar ini menggaet para mahasiswa, Komunitas budaya, para budayawan dan Pemerintah yang terkait didalam.
“Diharapkan dalam seminar ini dapat menambah wawasan serta dapat menggali dari peradaban masa kejayaan kerajaan Sriwijaya. Sehingga mahasiswa disini bisa membuat sebuah makalah tentang masa di abad kejayaan itu,” tutupnya.
Teks : Herwanto
Editor : Sarono PS