SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Viralnya beberapa video pejabat yang melakukan tindak kurang sopan cenderung anarkis terhadap masyarakat akhir akhir ini membuat banyak pihak angkat bicara. Dimana pemerintah sudah waktunya memberikan pelajaran khusus setiap pejabat pemerintah, khususnya dari sisi stressing etika pelayanan kepada rakyat.
Salah satu indicator berhasilnya agenda reformasi birokrasi dalam tubuh pemerintahan adalah melakukan pelayanan yang baik, humanis dan berkeadilan, namun dalam beberapa waktu ini kita sering melihat bagaimana seorang abdi negara banyak melakukan hal – hal yang tidak sesuai dengan apa yang menjadi tujuan reformasi birokrasi.
Menurut, pakar psikologi salah satunya adalah factor psikologis.Psikolog Sumatera Selatan Dra. Psi. Pradiana Padma lebih lanjut menilai, dalam hal ini kita bisa melihat prosesnya terlebih dahulu terhadap prilaku seorang abdi negara atau Prilakunya. “Prilaku itu sebuah proses dari adanya niat, tujuan dan dampak dalam proses itu factor lingkungan sangat berperan dan mempengaruhi,” jelas Pradiana Padma saat diwawancarai Selasa (4/9).
Dijelaskan Pradiana Padma, Dalam berprilaku di sebuah lingkungan tentu ada aturan, tata cara dan batasan. Selain itu setiap manusia pasti butuh eksistensi diri baik secara pribadi maupun sebagai anggota sebuah kelompok jadi dalam berprilaku sebagai individu ataupun kelompok pasti melibatkan niat, tujuan dan kebutuhan eksistensi diri.
“Niat yang baik tujuanya akan baik begitu sebaliknya. Dalam berprilaku manusia juga akan dipengaruhi oleh “atribut” siapa dirinya. Terkadang “atribut” itu yang mendukung seseorang merasa berhak berprilaku yang dianggapnya sesuai, pantas untuk dia lakukan tanpa mengingat aturan, tata cara dan batasan yang ada “Atribut,” ujarnya.
Sebagai contoh ada video viral di Palembang Satpol PP membuat yang menggunakannya merasa memiliki hak untuk berperilaku tertentu misal represif, atractive,(dalam bahasa psikologi memiliki waham kekuasaan. Red).
“Sementara masyarakat juga memiliki kebutuhan eksistensi diri sebagai masyarakat yang sudah menyumbang banyak untuk negara misal bayar pajak, restribusi dll sehingga merasa memiliki hak yang sama,” jelasnya.
Pradina Padma juga mengingatkan kepada pemanngku jabatan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang fungsi jabatan seperti pembinaan psikologis berjenjang dan pastinya harus berkelanjutan mendidik jiwa dan pola pikir, ungkapnya.(*)
Teks : Fuad
Editor : Asih