SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Kian meningkatnya kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel) membuat Wagisri selaku Pemerhati Anak Palembang merasa begitu prihatin dengan keadaan ini.
Ia mengatakan bahwa data yang didapatnya dari pihak kepolisian dan Dinas Pemberdayaan Perempuan serta Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Palembang begitu berbeda datanya.
“Dari ketiga instansi yang kami tanyai perihal data kekerasan terhadap anak ternyata berbeda- beda, bahkan tiap tahun kasus seperti ini kian meningkat baik itu yang diketemukan maupun pihak yang melapor langsung pada kepolisian,” ujarnya.
Saat ditemui di kedai makan Bakso Granat Pakjo Palembang, Rabu (5/9) wanita yang akrab dipanggil Wagi ini membeberkan bahwa catatan berdasarkan temuannya di lapangan kasus kekerasan anak yang ia dampingi selama ini, paling banyak ia menemukan kasus pelecehan seksual terhadap anak dari umur 9 hingga 14 tahun.
“Sekian banyak kasus kekerasan terhadap anak yang saya dampingi ya itu yang paling banyak terjadi adalah jenis pelecehan seksual. Hal ini diperkirakan adalah kelalaian pengawasan orang tua terhadap aktivitas anak hingga memicu terjadinya masalah ini,” ujar Wagi.
Disampaikannya bahwa fakta lapangan pelaku kasus ini adalah orang yang ada di lingkungannya sendiri, seperti kerabat terdekat dan tetangga.
“Kasus pelecehan ini juga bisa terjadi akibat pengaruh kebebasan terhadap anak tanpa pengawasan, semisal bermain internet secara berlebihan karena kita tahu begitu saktinya internet sampai- sampai apa yang kita cari muncul semua,” jelasnya.
Menurut Wagi sebagai perempuan itu harus cetar, cerdas, tangguh dan mandiri agar mempunyai kebanggaan tersendiri karena dapat bermanfaat untuk diri sendiri bahkan lingkungan luas.
“Ayolah sebagai orang tua terkhusus para ibu- ibu, jadilah ibu yang cetar hingga bisa lebih cerdas dalam berikan pengawasan dan mendidik anak- anak dengan optimal,” imbaunya menutup wawancara
Teks: Ridho
Editor: Sarono PS