SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Akhir-akhir ini dollar terpantau mengamuk melahap banyak mata uang negara-negara di dunia, sebut saja negara yang berkembang saat ini seperti Venezuela, Afrika Selatan, Argentina, bahkan Indonesia. Karena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar secara fluktuatif ada pada angka 14.900 hingga 15.300 dalam September ini.
Hal ini di sampaikan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsri saat Orasi Aksi mimbar bebas turun ke jalan terkait kenaikan nilai tukar rupiah di Bundaran Air Mancur Masjid Agung Palembang, Kamis (6/9).
Trisno mengatakan, nilai rupiah pada saat ini melemah mencapai 15000 perdollar AS.
Mengapa ini dipermasalahkan, karena dengan kondisi Indonesia yang mengandalkan impor, berarti membutuhkan uang dalam membeli barang dari luar seperti impor terigu, kedelai, beras dan sebagainya
“Sebagai contoh barang yang sedang dibeli seharga 14000 menjadi 15000 ini bisa berpengaruh kepada pendistribusian dan harga-harga kebutuhan di bawah itu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Trisno menjelaskan adapun penyebab yang membuat merosot terhadap dollar adalah suatu hal yang kompleks, karena banyaknya permintaan dollar dari dalam negeri untuk memenuhi kuota kebutuhan impor yang harus dipenuhi
“Karena disisi lain Amerika juga yang membuat suatu kebijakan bunga sebesar 10 Persen, akibat dari itu membuat para investor beramai-ramai mengembalikan dollar AS,” terangnya.
Di inginkan supaya pemerintah memberikan respon ship yang kreatif, jangan hanya menyalahkan rakyat yang mengkritik dalam mendukung program pemerintah untuk mengajak rakyat Indonesia menyikapi persoalan ini. Diharapkan tidak terulang seperti tahun 1998 lalu yang membuat kelemahan yang sama seperti krisis moneter saat itu.
“Itu yang menjadikan tujuan utama dari Aksi saat ini dan kami mempunyai tuntutan kepada pemerintah untuk menstabilkan nilai rupiah jangan sampai naik agar tidak memiliki efek dominan yang banyak lagi bagi perekonomian Indonesia saat ini,” tutupnya.
Teks : Herwanto
Editor : Sarono PS
