SWARNANEWS.CO.ID, OGAN ILIR | Pemulihan Mental-Spritual Anak Pasca Konflik Sosial Agraria Melalui Penerapan Terapi Neuro Linguistic Programming (NLP) Berbasis Pendidikan Akhlak diharapkan mampu memberikan percepatan perubahan sosial, khususnya bagi Anak anak Suku Penesak di Kabupaten Ogan Ilir pasca konflik agraria dengan PTPN VII tahun 2012 beberapa waktu lalu.
Kawasan Ogan Ilir (OI) menurut Direktur NLP Academy Afriantoni, sekaligus Coach NLP dalam sesi pelatihan NLP bagi Dua Puluh Anak Suku Penesak di Balai Desa Tanjung Laut, Kecamatan Tanjung Batu Ogan Ilir , Sabtu (15/9), salah satu wilayah yang rentan konflik sosial agraria di Sumatera Selatan (Sumsel).
Di mana kawasan ini pernah mengalami konflik agraria hingga berdarah darah. Penyebab utama pecahnya konflik agraria masalah perebutan dan penguasaan lahan, di mana kesenjangan sosial, dan keberadaan PTPN VII Unit Cinta Manis tersebut tidak menguntungkan bagi masyarakat sekitar, sering kali akibat konflik membuat situasi mencekam dan berkepanjangan efeknya masih dirasakan hingga hari ini.
Penyelesaian konflik agraria antara masyarakat dan PTPN VII Unit Cinta Manis masih jauh dari harapan dan bahkan masyarakat malah disuguhkan “masalah-masalah baru” seperti: penangkapan aktivis yang melakukan advokasi, kriminalisasi petani, dan taksi “perlawanan” terhadap Kapolres Ogan Ilir.
Konflik sosial agraria di Ogan Ilir yang berkepanjangan menyimpan beban psikologis bagi masyarakat terutama anak-anak pada suku Penesak Ogan Ilir.
Nah, melalui pelatihan NLP merupakan bentuk pengabdian masyarakat dari dosen UIN Raden Fatah, dilakukan Herman Zaini dan Afriantoni selama dua hari 14-15 September 2018, diharapkan bisa memberi efek positif pemulihan mental mereka dan menghilangkan ingatan-ingatan negatif terhadap masa lalu pernah terjadi di kawasan ini.
Bagaimanapun juga, keterlibatan suku Penesak dalam penuntutan hak-hak mereka pada pihak PTPN VII merupakan fakta yang unik untuk dilakukan pendampingan terhadap anak-anak mereka yang selama ini tidak mereka pikirkan tentang apa yang mereka lakukan dalam proses penututan yang bertahun-tahun.
Dampak makro konflik agraria diantaranya, terhambatnya perubahan sosial pada suku Penesak untuk naik kelas sebagai “masyarakat modern” meninggalkan permasalahan dalam sistem sosial sehingga memperlambat perubahan sosial.
Suku penesak adalah mereka berada di Meranjat, Payaraman, dan Tanjung Batu. sungai yang tadinya dijadikan tempat mencari ikan bagi masyarakat sekitar, kini sudah tercemar oleh limbah PTPN VII sehingga ikan-ikan mulai punah.
Debu pembakaran tebu dari pabrik gula PTPN VII juga pada akhirnya menjadi polusi bagi pemukiman masyarakat sekitar. Fakta menunjukkan korban konflik adalah anak-anak yang tanpa mengerti dan mengetahui masalah secara mendalam menjadi sasaran dalam konflik ini. Bentrok antara warga dan Brimob yang terjadi di Ogan Ilir pada tanggal 27 Juli 2012 lalu masih menyisakan kepedihan mendalam.
Ketegangan ini secara tidak langsung dipicu antara masyarakat dengan PTPN VII Unit Cinta Manis yang mengelola perkebunan tebu di wilayah tersebut. Peristiwa ini menelan korban anak-anak yang bernama Angga bin Darmawan 12 tahun tertembak di kepala (tewas), Jesica 16 tahun kritis, Rusman bin Alimin (kritis), dua orang perempuan belum diketahui identitasnya dan satu orang ibu.
Cerita ini cukup panjang, sehingga anak-anak Ogan Ilir di wilayah konflik sebagian besar orang tuanya bermata pencaharian sebagai petani, walaupun ada beberapa yang bermata pencaharian sebagai PNS, dan wiraswasta, semakin menambah faktor kemiskinan telah ada merajalela di wilayah ini.
Parahnya lagi, mental spritual anak dalam menghadapi situasi konflik sangat berpengaruh pada diri masing-masing untuk melakukan perubahan dalam diri dan terkesan sangat lambat.
NLP Sebagai Salah Satu Solusi
Islam yang selama ini dipahami oleh masyarakat, berupa warisan klasik dalam ajaran akidah adalah warisan suci, yang dikembangkan pada ulama. Kenyakinan ini dibenarkan sebagai dogma. Ajaran-ajaran Islam dimaknai sebagai jalan untuk memperkuat proses kehidupan setiap individu dalam konteks sosial masyarakat.
Anak-anak terkena dampak konflik sosial harus mampu menjadi bagian terpenting dalam proses perubahan dan tidak larut dalam lemahnya mental spritual berkepanjangan. Anak-anak harus bangkit untuk membangun daerahnya dalam konteks yang lebih positif dan berdasarkan nilai-nilai akhlak yang selama ini dianut oleh sebagian besar masyarakat Ogan Ilir.
Untuk mengatasi permasalahan anak pasca konflik, pemerintah telah menyiapkan dasar hukumnya melalui Peraturan Presiden RI Nomor 18 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial.
Anak sangat dilindungi dan berikan santuan untuk belajar menjadi diri sendiri dan hidup di masa depan tanpa ada rasa takut dan traumatik pasca konflik.
Disadari atau tidak, banyak kalangan bahwa anak-anak masa depannya masih sangat panjang bahkan Konvensi Hak Anak yang menaungi setiap anak berusia 18 tahun ke bawah memiliki empat tema utama dalam hak anak, dua diantaranya adalah survival dan development.
Tentang survival dan development, dikemukakan bahwa anak mendapat hak untuk tumbuh dalam lingkungan yang baik, sehat dan berperadaban. Termasuk di dalamnya lingkungan sosial dimana anak tersebut tumbuh dan berkembang.
Salah satu cara untuk melakukan pemulihan terhadap mental sepritual anak adalah penerapan terapi Neuro Lingustic Programming (NLP) berbasis pendidikan akhlak. Nilai-nilai pendidikan akhlak pada saat ini menjadi bahan perbincangan secara luas.
Telah banyak usaha yang dilakukan berbagai kalangan masyarakat untuk membangun akhlak bangsa yang disinyalir sudah sangat rapuh. Berbagai kalangan berpendapat bahwa perlu adanya suatu usaha yang serius untuk mengembalikan jati diri yang sudah semakin melemah akibat konflik sosial yang berkepanjangan. Dalam kelompok teori lingkungan termasuk teori belajar dan teori sosialisasi yang bersifat sosiologis.
Pentingnya NLP berbasis pendidikan akhlak yang dirancang untuk pemulihan mental spritual karena nilai-nilai itu yang hilang dalam diri mereka dan masih belum dimiliki oleh anak-anak Ogan Ilir.
Ini menunjukkan bahwa perlu usaha untuk pelatihan sebagai langkah menstimulasi pemulihan mental spritual anak, diharapkan bisa memberikan satu pegangan dan sandaran yang bisa diterapkan dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan akhlak.
Melalui fakta ini, para pihak bisa bersinergi dan mengetahui apa yang harus dipikirkan, dikerjakan dan direncanakan untuk kedepannya demi pengembangan anak-anak agar mampu melakukan pengembangan kualitas dan potensi diri secara mandiri (individual quality).
Penerapan NLP dalam pendidikan dimaksudkan agar dapat mengubah paradigma dan cara pandang serta metode pembelajaran yang selama ini kurang dapat menyentuh dan tidak dapat mengubah kualitas peserta didik secara maksimal. NLP merupakan pola pikir yang menitikberatkan pada bagaimana menjadikan manusia efektif. (*)
Teks/Editor : Asih