SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | SMP IT Raudhatul Ulum Sakatiga akhirnya berhasil mewakili wilayah Sumatera Bagian Selatan dalam ajang Olimpiade Matematika (OPTIKA 18) yang digelar oleh Universitas Islam Negeri Jakarta. Capaian ini diraih setelah berhasil menduduki peringkat 3 penyisihan wilayah Sumbagsel setelah SMPIT Arraihan Bandar Lampung dan SMPIT Harapan Mulia Palembang.
Tim yang terdiri dari Iqbal Zahid Abdullah Haris, Dimas Auladi dan M Farih Mufasir itu melaju setelah menyisihkan saingan dari berbagai sekolah Islam dan madrasah dari propinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jambi dan Bangka Belitung. Penyisihan wilayah Sumbagsel ini dilaksanakan di SMP Al Azhar Cairo Palembang pada 16 September 2018 yang lalu.
Saat ini SMPIT Raudhatul Ulum sedang mengikuti tahap penyisihan Nasional untuk memperebutkan tiket 10 besar nasional yang akan digelar di Jakarta 29 September mendatang.
Iqbal Zahid Abdullah Haris, salah satu pemenang mengaku bangga bisa mendapatkan hasil yang maksimal dari kompetisi ini.
“Sejak setahun lalu sudah dibimbing dan ikut lomba. Tahun lalu gagal. Tapi tahun ini alhamdulillah bisa tembus tiga besar wilayah. Mudah-Mudahan minggu depan bisa masuk semifinal di Jakarta nanti,” terang pelajar bertubuh mungil dan berkacamata ini.
Saat ditanya persiapan menjelang penyisihan nasional, pelajar kelas 8 yang mengaku berasal dari Talang Ubi Kabupaten PALI ini mengaku tidak mempunyai persiapan khusus.
“Persiapannya biasa saja. Latihan rutin dibimbing guru. Biar tidak ada lomba latihan tetap diwajibkan sekolah” terang alumni SD YKPP Pendopo PALI ini.
Menurut Ummi Niza Rani, guru pendamping mengatakan, hasil maksimal yang diraih anak didiknya tidak lepas dari buah pembinaan yang dilakukan secara rutin di Ponpes Raudhatul Ulum.
“Kami mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki siswa kemudian melakukan pembinaan sesuai bidang yang diminati. Dan anak-anak yang saat ini berhasil meraih prestasi karena memang dibina sejak setahun yang lalu,” ujarnya.
Umi Niza menjelaskan, bahwa para santri sudah diikutsertakan dalam lomba meskipun baru kelas tujuh agar mendapat pengalaman dalam berlomba.
“Yang menang hari ini sudah terbiasa ikut lomba sejak tahun lalu. Jadi secara mental sudah teruji. Tahun ini pun kami menyertakan anak dari kelas tujuh meskipun belum mendapat hasil maksimal,” terangnya.
Prestasi ini juga membuktikan bahwa, santri pondok pesantren juga mampu berprestasi dibidang sains dan ilmu pengetahuan lainnya. Agar para orang tua tidak ragu menitipkan anak di pondok pesantren. “Bahkan bulan depan kami akan mengirimkan anak-anak untuk mengikuti ajang Olimpiade Matematika Internasional Asia Tenggara (SEAMO),” tambahnya.
Ajang adu kecerdasan dibidang matematika ini diadakan setiap tahun oleh UIN Jakarta. Total Hadiah sebesar Rp 72 juta dan tropi Menteri Agama diberikan kepada para pemenang nantinya.
Ratusan sekolah dari seluruh Indonesia menjadi peserta rutin setiap tahunnya. Peserta dibagi dalam 13 wilayah. Pemenang dari masing-masing wilayah akan diadu untuk memperebutkan tiket semifinal yang hanya diikuti 10 regu dari berbagai propinsi.
Teks : Ani
Editor : Sarono PS