Progres Pembangunan SDN 198 Palembang Terancam

SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Sampai hari ini pembangunan gedung SDN 198 Palembang masih terus disorot. Proyek senilai Rp. 2,5 Miliar ini jika tidak memiliki progres bagus akan langsung diblacklist kontraktornya.

Hal ini disampaikan langsung oleh, Wakil Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda secara langsung meninjau bangunan sekolah yang ambruk sebelum selesai dibangun. Bangunan setinggi dua lantai di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 198 Palembang tersebut dijadwalkan selesai pada November 2018.

Wakil Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda menerangkan, informasi yang diterima dari kontraktor, pembangunannya sudah hampir 90 persen untuk bangunan setinggi dua lantai dengan delapan ruang belajar dan satu toilet ditiap lantainya.

“Kita ambil hikmahnya mudah-mudahan kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” kata Fitri saat meninjau kondisi bangunan miring di SDN 198 Palembang, Senin (1/10/2018).

Untuk dana pembangunannya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) induk 2018 senilai Rp2,5 Miliar (m) dana yang baru dicairkan sebesar Rp1,6 m.

“Kontraktornya mau bertanggung jawab untuk mengganti dananya 100 persen secara bertahap,” ujarnya.

Fitri memaparkan, untuk konstruksi bangunan yang miring ini akan dibangun dari awal. “Ini akan dirobohkan dan direncanakan pembangunan ulang pada September 2019 mendatang,” tuturnya.

Sementara, sanksi untuk kontraktor yang dikategorikan “kegagalan konstruksi” ini biasanya akan di blacklist atau tidak bisa ikut lelang selama batas waktu tertentu.

“Kita akan pelajari permasalahan ini. Tapi alhamdulillah pihak kontraktor mau bertanggung jawab penuh,” imbuhnya.

Ditempat yang sama, Kontraktor CV Pinka Jaya, Harnel Verry mengaku, bila kejadian ini dalam aturannya masuk dalam kategori “Kegagalan Konstruksi” bukan Force Mayer.

Kejadiannya sendiri terjadi pada, Rabu (19/9/2018) sangat cepat saat bangunannya miring dan kemudian bata dan atapnya berjatuhan. Menurutnya, ambruknya bangunan tersebut akibat kontur tanah rawa yang terlalu dalam dan bobot bangunan yang terlalu berat. Dan untuk pondasinya sendiri hanya menggunakan cerucup dan plat baja untuk lantainya, bukan timbunan tanah sesuai RAB-nya.

“Kalo Force Mayer itu gempa. Mungkin karena bobot bangunan dengan luas 39×8 meter ini yang terlalu berat jadi amblas,” akunya.

Oleh sebab itu, pihaknya siap menanggung semua konsekuensi akibat kegagalan konstruksi ini.

“Akan kami penuhi sanksinya sesuai aturan,” singkatnya.(*)

Teks : Devi
Editor : Asih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *