Sahang Mas Hadirkan Blended Arabika Robusta
SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Bagi Anda penikmat kopi, sudah waktunya beralih ke kopi lokal yang citarasanya mendunia. PD Sahang Mas salah satunya kini sudah memproduksi kopi asli tanpa campuran, bahkan ramuan khusus perpaduan Robusta 80 persendan Arabika 20 persen, bisa dinikmati para eksekutif muda bahkan kalangan atas.
Pimpinan PD Sahang Mas, Jono berlokasi di Jalan Sebatok No. 97 Rt. 38 Rw 01 Kelurahan Duku IT II, mengakui. Prospek kopi lokal luar biasa sebenarnya.
“Bayangin aja, orang saja bisa produksi sampai 800 ton sehari, itu jenis kopi biasa campuran. Artinya kita sebagai pendatang baru juga harus bisa, apalagi kopi kita asli tanpa campuran. Dipetik dari buah merah, dan dalam satu komponen kita ramu, 80 persen kopi Robusta dan 20 persen Arabika sehingga citarasanya makin klop,” kata Jono.
Luar biasanya, pabrik kopi yang ia dirikan ini semata mata memajukan kopi lokal Semendo. Secara Indikasi Geografis juga sudah mendapatkan sertifikat.
Meski baru setahun produksi dan baru 500 ton sebulan. Namun ia optimis mampu memberikan kontribusi terbaik bagi pecinta kopi dan bisa memajukan daerah.
Jono bercerita, budaya Semendo yang mengekang anak ceweknya di rumah tidak boleh merantau keluar ini, bisa menjadi salah satu pemicu, komoditi kopi Semendo makin sulit maju, lantaran tidak ada mengurus di kebun.
Pemicu lain selain budaya tersebut, adalah sifat bangsa ini kurang mencintai produk sendiri. “Kalau saya sering tanya dengan ibu ibu juga pemuda, mereka ngaku sudah ketagihan kopi import Itally dan lainya seperti Starbuck. Padahal sisi citarasa, kopi kita bermerek Benua ini, tidak kalah sama dengan kopi itu. Jika ditelisik,.mana ada Itally menghasilkan kopi. Orang luar justru beli kopi biji dari kita, diolah dan dijual ke kita lagi dengan merek negara mereka dan harga tinggi. Jadi, mental masyarakat kita juga harus dibenahi dengan edukasi produk dalam negeri,” beber Jono.
Oleh sebab itulah, Jono berharap dengan kopi merek Benua miliknya yang dimasak dengan panas di suhu 250 derajat, diambil dari kopi petik merah dan murni, bisa memberikan sensasi rasa dan sensasi pasar Sumsel untuk bisa terus tumbuh dengan baik kedepanya.
Pihaknya juga mengemas dengan berbagai pilihan. Mulai 250 gram, hingga kemasan satu kali tuang satu cangkir yakni 7 gram.
Bicara soal kopi, menurut Jono sangat unik. Tergantung kreatifitas masing masing untuk mencari selera pasar. Ada yang kopi khas jahe, karena pohon kopinya ditanam di area tanaman jahe, membuat kopi berbau jahe. Juga ada kopi unik lainya. Artinya, citarasa kopi itu sangat tergantung pada hasil ramuan dan pola tanam.
Dibincangi soal peluang. Ia berharap bisa memproduksi hingga 800 kilogram biji kopi sehari dioalah menjadi bubuk kopi dengab tingkat penyusutan 30 persen.
Sejauh ini pasar baru di Palembang dan baru mencoba menjajaki beberapa daerah.
Ia berharap kopi Semendo ini bisa diterima pasar layaknya Gayo, Toraja dan lainya.
Sehingga Sumsel kedepan bisa merancang hulu ke hilir dilengkapi dengan destinasi wisata kopi yang lengkap.(*)
Teks/Editor : Asih