SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Bank Indonesia (BI) kembali memiliki program strategis untuk mendukung ekspor dari setiap daerah berpotensi, salah satunya Sumsel yang memiliki kopi. Oleh karena itu BI bersama Pemda, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan Bea Cukai untuk bersama-sama bersinergi mendukung ekspor dari hulu sampai hilir.
Kepala Perwakilan BI cabang Sumsel Yunita Rusmayasari mengatakan, Program tersebut bukan saja diperhatikan di hulu dengan produktivitas meningkat namun harus di jaga sampai ke hilir saat ekspor. Oleh karenanya Display dari produk itu sendiri harus ada rumah kopi Sumsel.
Sedangkan untuk bisnis go ekspor UMKM mengetahui produktivitas peningkatan harus dibangun mekanisme bisnis yang disebut Virtual Office bersama ekspor.
“Itulah sinergi yang dilakukan bank Indonesia. Setiap daerah itu berbeda mana yang Prioritas dari daerah itu sendiri. Saat ini fokus kopi karena komoditas kopi sudah banyak di Indonesia dan perlu di dorong,” ungkapnya saat Grand Launching Rumah Kopi Sumsel dan Virtual Office kantor bersama ekspor, di halaman Benteng Kuto Besak (BKB), Sabtu (27/4).
Hal senada, Deputi Gubernur BI, Rosmaya Hadi memaparkan, saat ini ekonomi global di dunia sedang tidak mendukung dan imbasnya pasti ekonomi tersendat, ekspor dan investasi akan melemah. Untuk itu BI harus ekstra berjuang.
“Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 2018 mencapai 5,17 persen lebih tinggi dari tahun sebelum sebelumnya 5,07 persen. Mudah-mudahan tahun 2019 agar lebih meningkat,” ujarnya.
Lanjut Deputi, Investasi saat ini terbatas, pertumbuhan impor menjadi tinggi dibandingkan ekspor, sehingga berdampak membawa devisit neraca transaksi berjalan semakin lebar.
“Tahun 2018 CAD mencapai 2,98 persen dari PDB. Mudah-mudahan bank Indonesia tahun ini memperkirakan CAD akan turun kisaran 2,5 persen dari PDB. Untuk inplasi tentang harga masih sesuai tetap dengan target 3,1 persen. Bank Indonesia akan konsisten menjaga stabilitas perekonomian,” bebernya.
Menurutnya, dalam mendukung ekspor harus dilakukan dari hulu sampai hilir. Sesuai data yang ada, Sumsel memiliki 249.418 hektar lahan yang terletak di OKU Selatan, Lahat, Muara Enim, Empat Lawang dan Pagar Alam. Akan tetapi ekspor mencapai 0,46 persen jauh di bawah Sumatra Utara 37,7 persen, Lampung 31,26 persen dan Jawa timur 17,07 persen, ini khusus untuk kopi.
“Perlu diketahui komoditas kopi Sumsel bagus dan lahan yang luas namun apa kendalanya. Akhirnya ditemukan akar permasalahan yang ada di hulu dan hilir yakni pengamanan untuk ekspor go internasional,” jelasnya.
Teks : Herwanto
Editor : Asih