SWARNANEWS.CO.ID, ACEH | Aceh bertekad terus genjot produksi padi meskipun saat ini sudah surplus beras dengan menjual gabah ke propinsi tetangga. “Kita sudah cukup, tapi tapi peningkatan produksi padi akan berdampak signifikan pada pendapatan petani,” kata Plt Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah MT pada acara Pencanangan Penanaman Cluster Padi Indeks Pertanaman (IP) 300 di Kecamatan Indragiri, Kabupaten Aceh Besar, Propinsi Aceh tadi siang.
Menurut Nova, Aceh juga akan menggarap industri ilir untuk peroleh nilai tambah yang lebih besar dibandingkan di ulu. Sebagai contoh saat ini petani Aceh sebagian besar menjual gabah seharga Rp 4.500,-/kg padahal kalau dijual dalam bentuk beras harganya jauh lebih tinggi, yaitu sekitar Rp 10.000-11.000,-/kg,l bahkan beras premium bisa mencapai Rp 13.000,-/kg.
“Keuntungan lebih besar diambil para middle man di propinsi tetangga,” kata Nova.
Menurut Staf Ahli Menteri Bidang Infrastruktur Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi, upaya meningkatkan surplus beras dengan pencanangan penanaman padi 3 kali setahun di Kabupaten Aceh Besar merupakan terobosan luar biasa. “Pasti produksi padi meningkat secara signifikan karena infrastruktur pertanian berupa bendungan di Krueng Aceh dan Krueng Jreu mampu mengairi lahan sawah di Aceh Besar seluas 29.000 ha,” kata Dedi.
Saat ini dicanangkan penanaman padi 3 kali setahun di lahan sawah seluas 500 ha,” kata Dedi.
Selain infrastruktur, inovasi teknologi pertanian juga merupakan pengungkit utama produksi padi. Saat ini, BPTP Balitbangtan Aceh mulai memperkenalkan varietas Inpari 32 yang mempunyai potensi hasil tinggi sekitar 12 ton/ha GKP, cara tanam jajar legowo, dan pemupukan berimbang.
Dedi menambahkan mekanisasi pertanian dengan alsintan: traktor roda 4, jarwo transplanter, combine harvester, dan lain-lain mutlak diperlukan untuk mendukung IP 300 agar biaya produksi hemat dan prosesnya berlangsung cepat.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Propinsi Aceh A. Hanan SP, MM mengatakan dengan produktivitas rata-rata sekitar 8 t/ha GKP, harga gabah sekitar Rp 4.500,-/kg, dan IP 300, maka setiap hektar sawah dapat menghasilkan sekitar Rp 108 juta/tahun atau untuk 500 ha dapat hasil sekitar Rp 54 milyar. Tahun depan IP padi 300 akan dikembangkan di 3 kabupaten lainnya, yaitu di Aceh Barat Daya, Pidie, dan Aceh Utara seluas 2000 ha.
Dengan demikian maka produksi padi Aceh akan meningkat signifikan dan tentu pendapatan petani juga meningkat.
Teks : Agung Setyo/Kementan
Editor: Sarono PS