SWARNANEWS.CO.ID PALEMBANG |Penghitungan suara Pemilihan Legislatif maupun Pemilihan Presiden kini sudah sampai tingkat kecamatan. Para caleg hingga pimpinan partai politik berharap cemas, akankah lolos masuk menjadi anggota dewan. Malah, sejumlah pimpinan partai sudah mengantongi siapa saja calegnya yang akan duduk di Senayan. Tapi tak sedikit pula yang masih terkesan “malu-malu” menujukkan wakil andalannya.
Data sementara yang Swarnanews akses dari website KPU.go.id sampai pukul 14.30 Wib, (seperti tampak dalam tabel), rekap data masuk DPRD Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 12,27 persen untuk 3.110 TPS dari 25.326 TPS yang ada. Menunjukkan, PDIP berada di posisi teratas hampir menyentuh 17,5 persen. Diikuti Gerindra sekitar 12,5 persen. Posisi ketiga, Golkar di atas 10 persen, menyusul Demokrat. Lalu diikuti Nasdem. Kemudian antara PAN dan PKB terlihat saling mengejar. Demikian pula dengan Hanura dan PKS yang juga saling mengejar. Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Sumsel H Ishak Mekki, MM. Yang cukup mengagetkan, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Meski angka suara yang masuk belum signifikan, namun perolehan suara partai berlambang Ka’bah ini, jauh di bawah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang notabene sama-sama partai Islam. Pengamat Politik Sumsel, Dr Andreas Leonardo SIP MSi, Rabu (24/04/2019) mengatakan, ada yang unik dari perolehan suara Pileg 2019 ini. Pelaksanaan Pileg yang dilakukan serentak dengan Pilpres, tidak membuat serta merta partai pendukung Capres yang suaranya tinggi, untuk ikut mendulang suara. Seperti di Sumatera Selatan saja, perolehan suara sementara pasangan 02 Prabowo-Sandiaga memperoleh suara 60 persen, lebih tinggi dibandingkan pasangan 01 Jokowi-Makruf Amin yang hanya mampu sampai sekitar 40 persen. Sementara partai pendukung 01, yakni PDIP justru meraih suara terbanyak meninggalkan Gerindra partai pendukung 02 yang ada di posisi kedua. “Inilah dampak dari pelaksanaan pemilihan serentak ini, yang berpengaruh pada perilaku pemilih untuk partai politik. Partai pendukung 02 yang lebih banyak di posisi papan tengah politik dapat memilih bebas untuk pilihan pileg. Bisa jadi mereka ini mengalihkan suaranya ke PDIP ataupun Golkar yang tercatat sebagai partai papan atas,” jelas Andreas. Begitu pula dampaknya untuk PPP. Salah satu partai tertua di Indonesia itu justru mengalami banyak kemerosotan di Pileg tahun ini. Di Sumatera Selatan saja, mengacu data KPU tersebut, PPP posisinya di bawah Hanura maupun Perindo, dan jauh di bawah PKB. Meski menjadi partai pendukung 01, namun suaranya tidak mampu terdongkrak. “Boleh jadi persoalan kasus Ketua Umum PPP yang tersangkut masalah korupsi mampu menjatuhkan posisi partai ini di mata kalangan pemilihnya. Bisa saja banyak pemilihnya yang mengalihkan suara ke PKB, sehingga perolehan suara PKB naik tinggi,” ujar Andreas. Adapun untuk PKS yang rankingnya cukup menggembirakan, dikatakan Andreas, sebagai dampak Pilpres. “Para kontestasi pendukung 01 pada Pilpres juga memilih partai pendukungnya yakni PKS. Makanya suaranya siginifikan.”
Secara keseluruhan, Andreas meminta pemerintah mengevaluasi kembali pelaksanaan Pileg dan Pilres yang dilakukan serentak ini. Sebab, dampak yang ditimbulkan cukup besar. Mulai petugas KPPS yang meninggal akibat terlalu diporsir tenaganya, hingga persoalan penyelenggaran pemilu yang banyak menemui masalah. “Memang, munculnya ide pelaksanaan serentak inikan untuk efisiensi anggaran, tapi lihat lagi outcome nya seperti ini. Ke depan, sebaiknya memang pelaksanaannya dipisah, dengan harapan terjadi peningkatan kualitas,” seloroh Andreas.
Demokrat Melejit, Yakin Peroleh 2 Kursi DPR dan 11 Kursi DPRD Sumsel Partai Demokrat mendulang suara lumayan tinggi di Sumatera Selatan. Hasil perolehan suara sementara KPU tersebut, Demokrat ada di posisi keempat setelah Golkar. Malah persentasenya mendekati Partai Golkar. Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Sumatera Selatan, H Chairul S Matdiah, Rabu (24/4/2019) menyakini kalau partainya akan meraih dua kursi di DPR RI atas nama Ir H Ishak Mekki dan Wahyu Sanjaya. Kemudian, 11 kursi di DPRD Sumsel. “Itu hasil rekapitulasi sementara internal kami. Untuk kursi DPRD Provinsi kami masih menunggu data dari Muba. Kalau sudah masuk prediksinya dapat 11 Kursi di sana,” tegas Chairul.
Bagaimana untuk tingkat kabupaten/kota? Chairul menjawab, kalau saat ini untuk daerah kabupaten/kota masih direkap. “Kami belum ada data lengkapnya, jadi masih menunggu. Tapi kalau untuk kota Palembang, kami yakin perolehan suaranya besar,” ujarnya. Tapi untuk posisi ketua DPRD Provinsi, Chairul yakin kalau Partai Demokrat akan menduduki jabatan tertinggi di DPRD Sumsel tersebut. Sementara waktu ini menunggu rekapitulasi KPU 22 Mei 2019 mendatang, seluruh jajaran Partai Demokrat diminta mengawal suara. Jangan sampai ada intervensi dari pihak lain. Hasil pantauan Partai Demokrat adakah kecurangan yang terjadi ? Chairul tidak berani berkomentar banyak. Ia pun tidak mengatakan kalau pelaksanaan Pileg kali ini minim kecurangan. “Kita lihat saja nanti, karena untuk provinsi belum dibuka dan belum diplenokan form C1 oleh KPU. Jadi belum bisa (menentukan kecurangan, red),” sebutnya. Namun, secara keseluruhan, pengacara kondang itu berkata, pelaksanaan Pileg dan Pilpres tahun ini, masih jauh dibandingkan pelaksanaan Pileg 2014 lalu. Banyaknya surat suara yang harus dicoblos menyulitkan pemilih menentukan pilihannya.
PKS Lebih Baik dari Lima Tahun Lalu Perolehan suara Partai PKS di Sumatera Selatan pada pileg kali ini lebih baik dibandingkan lima tahun lalu. Partai pimpinan Mohammad Sohibul Iman tersebut diprediksi mendapat dua kursi DPR RI dan 10 DPRD Provinsi. “Untuk DPRD provinsi kami rata-rata memperoleh 10 kursi dari 10 Dapil. Dan untuk kabupaten/kota yang masih kami himpun datanyam ada sekitar tiga kabupaten/kota yang kosong, yakni Empat Lawang, Prabumulih dan Ogan Ilir. Tapi dibandingkan lima tahun lalu, pileg kali ini perolehan suara kami lebih banyak. Misalnya yang dulu ada tiga sekarang dapat lima. Kami berterima kasih kepada masyarakat yang mempercayakan suaranya untuk kami,” jelas Ketua Umum DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sumatera Selatan, Ustadz Muhammad Toha SAg dengan nada gembira, Rabu (24/04/2019). Diakuinya, keberhasilan PKS ini tidak terlepas dari peran aktif para caleg yang luar biasa. Malah ia berkata, sosialisasi caleg mencapai 80 persen, sementara untuk partai sendiri sekitar 20 persen. “Untuk itulah, saya berani mengatakan kalau rata-rata pada pileg tahun ini, suara kami naik 9 persen disbanding lima tahun lalu.” Mengenai kecurangan, dikatakan Ustadz Toha, dirinya belum melihat. Sebab, para saksi PKS memegang form C1 sehingga akan terlihat jika memang ada kecurangan. “Insya Allah pileg ini lebih bagus, bertumbuh. Mohon doanya dari masyarakat agar tujuan kami yang ingin membebaskan pajak kendaraan bermotor dapat direalisasikan,” jelas Ustadz Toha. Meski Partai Demokrat dan Partai PKS telah meyakini dan membeberkan perolehan suara mereka, namun masih ada pimpinan partai besar yang enggan berkomentar. Sebut saja PDIP Sumatera Selatan yang dipimpin Giri Ramanda, ia berujar kalau dirinya belum dapat member komentar mengenai hal ini. Demikian pula dengan Ketua DPW Partai Nasdem Syahrial Oesman yang mengaku masih merapatkan mengenai perolehan suara. “Nanti saja, kami masih bahas terus mengenai hal ini,” cetusnya. Teks: Maya Editor: Sarono PS
|