SWARNANEWS.CO.ID | Klaim kemenangan kedua kubu capres OI dan 02 masih terus berlanjut, butuh kesiagaan aparat bisa mengakomodir semua terjadi di masyarakat. Tidak itu saja, banyak pihak menilai kedewasaan masyarakat berpolitik di 2019 harus diimbangi sikap tegas semua pemangku kebijakan dan khususnya penyelenggara pemilu, sehingga legitimasi Pemilu membawa keadilan Demokrasi.
Hal ini penting kata pengamat Politik Jebolan Ilmu Politik UGM, Rylian Chandra saat dibincangi. Meski masyarakat sudah mulai dewasa dalam berpolitik. Namun butuh arah untuk mengkondisikan massa secara psikologis.
“Era digital semua akses informasi cepat, jadi memang tidak bisa ditutupi. Kita berharap legowo semua kubu, siap kalah sembari menunggu hasil real count KPU, sehingga semua bisa lebih pasti, ” beberapa Rylian.
Demikian juga dia kubu yang sama sama mengaku menang, jangan jemawa. Semakin dibesar besarkan, akan semakin berpotensi kuat memicu konflik chaos.
“Pesan saya, aparat, penyelenggara harus mampu mencari titik rawan chaos, sehingga bisa diminimalisir sejak dini. Jika ada konflik kecil, coba langsung telusuri aktornya, jangan sampai menunda nunda, bisa memicu masyarakat panas, ” imbuhnya.
Rylian menyebut, klaim kemenangan itu belum waktunya dikeluarkan seyogyanya. Belum sampai 24 jam perhitungan awal itu. Sehingga data kedua kubu belum valid.
Ia berharap baik Quick Count dan juga Real Count internal bisa sama sama menghormati proses perhitungan KPU. Sehingga kedua kubu bisa dengan baik menyiapkan data data kongkrit masing masing untuk disamakan dengan hasil real count KPU.
Ia juga berharap, segala bentuk pelanggaran muncul jangan sampai diundur undur memprosesnya, sehingga terkesan tidak memihak masyarakat secara nurani dirugikan.
Apapun jenis pelanggaran, semua layak diakomodir sesuai data valid di lapangan tanpa ada pengecualian apapun.
Rylian juga berharap kemajuan dalam berdemokrasi, ditandai dengan minusnya angka chaos pada Pilkada Pilkada lalu, juga bisa diterapkan pada proses menunggu hasil akhir Real KPU. Saling menghormati antar kubu, bukan sebaliknya. (*)
Teks/Editor: Asih