- Mantan Kades Buat Kejutan
SWARNANEWS.CO.ID PALEMBANG | Pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) serentak akan diselengarakan September 2020 mendatang. Meskipun masih tergolong cukup lama, namun lima nama calon kandidat yang berpotensi bisa memimpin OKU Timur kedepan. Hal ini terungkap dalam temuan survei Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI) dalam diskusi “Menakar Peta Kekuatan Calon-Calon Kepada Daerah di OKU Timur pada Pemilukada September 2020” di Lord Cafe, Minggu (22/7).
“Temuan survei (saat digelar), ada lima nama yang berpotensi besar untuk memenangkan Pemilukada di OKU Timur . Mereka adalah Fery Antoni, HM. Kholid Mawardi, Beni Defitson, H. Faisal Habibur dan Hj. Meilinda. Namun demikian, ada kejutan, yakni nama H. Faisal Habibur masuk dalam empat besar di antara kandidat yang akan bertarung di OKU Timur mendatang,” ungkat Direktur Eksekutif LKPI, Arianto.
Dari temuan survei, popularitas HM. Kholid Mawardi sudah mencapai 93 %, sementara tingkat kesukaan (akseptrabilitas)nya 71 %. Fery Antoni popularitasnya 87 % dan akseptabilitas 93 %, kemudian Hj. Meilinda popularitas 56 % serta akseptabilitasnya 100 %. Kemudian Beni Defitson popularitas 43 % dan akseptabilitas 90 %. Nilawati popularitas 39 % dan akseptabilitas 75 % serta H. Faisal Habibur dengan popularitas 35 % diikuti dengan akseptabilitas 91 %.
Tingginya popularitas HM. Kholid Mawardi dan Fery Antoni menurut lembaga yang tergabung dalam Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI) ini bukanlah merupakan hal yang istimewa. Sebab, dua calon ini merupakan incumbent dan wakil incumbent, sedangkan Beni Defitson merupakan anggota DPRD OKUT, Hj. Meilinda juga merupakan anggota DPRD Prov. Sumatera Selatan serta Nilawati yang juga tercatat sebagai anggota DPRD OKUT.
“ Kholid Mawardi (incumbent) , Fery Antoni (Wakil incumbent) Beni Defitson), Hj. Meilinda, Nilawatisudah tidak asing di masyarakat OKUT. Namun, nama H. Faisal Habibur (mantan kades/pengusaha ) ini cukup kuat kenaikkan popularitas dan akseptabilitasnya dibandingkan calon lainnya. Tentunya ini merupakan modal kuat untuk menaikkan elektabilitas (tingakt keterpilihan),” terang mantan auditor survei konvensi pemilihan calon presiden Partai Demokrat wilayah Sumatera ini .
Lebih lanjut lelaki yang biasa disapa dengan nama Iyan ini menjelaskan, dari popularitas dan akseptabilitas yang diperoleh masing-masing calon, ternyata berimbas pada elektabilitas. Pada pertanyaan terbuka (top of mind), Elektabilitas Fery Antoni (5,2 %), Beni Defitson ( 3 %), HM. Kholid Mawardi (2,3 %),Hj. Meilinda ( 2,3 %), H. Faisal Habibur (2 %) dan nama-nama lainnya masih berada di bawah 1 %, sementara massa mengambang yang belum menentukan pilihan 83 %. Pada pertanyaan semi terbuka (dengan menyebutkan nama-nama calon, termasuk diluar nama yang disodorkan pada responden), Fery Antoni (15, 8 %), HM. Kholid Mawardi (13,5 %), Beni Defitson (11,4 %), H. Faisal Habibur (9,5 %), Hj Meilinda (9 %) dan Nilawati (6,5 %). Nama-nama lainnya masih berada di bawah 5 % dan masaa mengambang 20 %.
“Bahkan pada uji simulasi empat nama, elektabilitas H. Faisal Habibur tidak jauh beda dengan HM. Kholid Mawardi dan Beni Defitson. Fery Antoni (21,4 %), HM. Kholid Mawardi (16 %), Beni Defitson (15,8 %), H. Faisal Habibur (15 %), massa mengambang 31,8 %,” ungkap lelaki yang hobi memakai baju batik ini.
Faisal Habibur
Ditambahkan Iyan, H. Faisal Habibur cukup kuat kenaikkan elektoralnya dibandingkan calon lain. Kuatnya kenaikkan elektoral H. Faisal Habibur sangat baik karena popularitas dan akseptabilitasnya masih berada di bawah nama-nama lainnya, sedangkan elektabilitasnya mampu menembus empat besar.
“Artinya, ruang gerak H. Faisal Habibur sangat besar untuk menaikkan elektabilitasnya karena popularitas dan akseptabilitasnya yang belum maksimal. Potensinya cukup baik untuk menaikkan elektabilitas bahkan bukan tidak mungkin dengan naiknya popularitas dan akseptabilitas nanti akan bisa menyalip elektabilitas calon lain. Pasti persaingan akan ketat dalam memperebutkan elektabilitas.Konsistensi nama H. Faisal Habibur cukup stabil menempati dalam elektabilitas, baik pada uji simulasi pertanyaan tertutup dan intervalnya elektabilitasnya tidak jauh berada dengan calon lainnya.,” jelas mantan kordinator area Lembaga Survei Indonesia (LSI) ini.
Survei LKPI dilakukan 1-10 Juli 2019 dan melibatkan 820 responden (82 desa/kelurahan) dengan marjin of error +/- 3,5 % dengan tingkat kepercayaan 95 %. Wawancara dilakukan dengan tatap muka langsung dengan responden dan peneliti lapangan semuanya mahasiswa dari Palembang.
Teks/Editor: Sarono PS