Anak Terserang Alergi, Cek Kesehatan Orang Tua

SWARNANEWS.CO.ID PALEMBANG. Adakalanya kita melihat anak kita terserang pilek batuk. Penyakit ini memang sering menyerang anak-anak bayi maupun balita. Jika pilek batuknya tidak disertai demam, kemungkinan anak terkena alergi.

 

dr Yusmala Helmy SPA (K)

Dr Yusmala Helmy SPA (K), Dokter Spesialis Anak dan Konsultan dari RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang, berkata, alergi adalah penyakit yang tidak mengancam nyawa namun mengganggu kualitas hidup. Namun, penyakit alergi tidak boleh dibiarkan harus diteliti faktor pencetusnya, agar lebih mudah diobati. “Jika dibiarkan, akan menimbulkan penyakit baru,” kata Yusmala dijumpai di Graha Anak, RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang.

Penyakit alergi dapat diderita anak sejak usia satu bulan. Atau ketika ia mulai mendapatkan tambahan asupan susu sapi, di samping ASI. Atau ibunya mengonsumsi susu sapi, maka anak akan terkena penyakit alergi.

Saat dokter memeriksa anak yang terserang alergi, terlebih dulu akan dilihat riwayat kesehatan ayah, ibu serta saudara kandungnya. Jika ada di antara ayah ibu dan saudara kandung menderita aleri terhadap makanan atau minuman, maka berpotensi menurun ke anaknya. “Misalnya ayahnya alergi terhadap debu atau cuaca dingin, ia akan langsung bersin dan pilek, maka anaknya pun juga akan mengalami hal yang sama,” ujar Dokter Yusmala.

Atau alergi makanan, juga dipengaruhi faktor keturunan. Seperti alergi coklat, kacang-kacangan, makanan laut (seafood), alergi telur, alergi makanan yang mengandung penyedap rasa, mengandung pengawet, pewarna makanan dan lain sebagainya. “Pencetusnya harus diketahui dulu. Karena kalaupun diobati tanpa diketahui factor pencetusnya, maka alergi pada anak akan mudah kambuh lagi ketika ia terkena factor pencetus tadi,” sebutnya.

Hanya saja, khusus untuk alergi susu dan telur pada anak, dapat hilang dengan sendirinya sejalan dengan bertambahnya usia. Jika anak telah masuk usia 2,5 tahun sampai 3 tahun, biasanya alergi akan hilang karena ususnya sudah matang (mature).

Tanda alergi dapat dilihat dari organ mana yang sensitif. Misalnya jika alergi mengenai pencernaanya, maka anak akan alami diare, perut mual, muntah dan nyeri perut. Lalu di saluran pernafasan, terjadi batuk dan pilek tanpa disertai demam, atau terkena sesak nafas. Kemudian di kulit, terjadi gatal-gatal, eksim (dermatitis). “Jika tanda alergi itu terjadi secara sistemik, maka ini disebut anafilaksis. Bila ini sudah terjadi, masuk kategori berbahaya,” tegas dokter senior ini lugas.

Tanda lainnya yang timbul seperti, kebiasaan anak sering menggosok-gosok hidung, akibat hidung berair. Atau muncul garis hitam di mata. Kemudian, pada lidahnya muncul seperti gambar peta (geographic tongue).

Tindakan awal yang dilakukan dokter yakni dengan memberikan obat antihistamin untuk menghilangkan gejala. Kemudian bila diperlukan dilakukan pemeriksaan darah, apa saja antibody yang menyebabkan anak alergi. Misalnya pemeriksaan untuk Immunoglobulin E (IgE). “Atau dapat pula melalui uji tusuk kulit dilakukan terhadap alergi yang menyerang kulit (seperti gatal-gatal, eksim, dll),” tutup Dokter Yusmala. (*)

 

Teks: Maya