Lembaga Pendidikan adalah Investasi Abadi
SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG |Waktu baru menunjukkan pukul 07.35 WIB pagi. Beberapa anak usia sekolah dasar itu tampak khusyuk dalam solatnya. Kisaran waktu itu memang menunjukkan waktu dianjurkannya umat Islam untuk menunaikan solat Dhuha. Tampaknya anak-anak yang khusyuk itu tengah menunaikan ibadah sentral bagi umat Islam adalah solat. Suatu ibadah komunikasi vertikal antara hamba dan Allah yang bersifat sangat sakral. Di sebelahnya tampak seorang pria paruh baya juga tak kurang khusyuknya. Untuk tak menyia-nyiakan waktu swarnanews pun ambil air wudlu dan menunaikan solat dhuha di masjid yang sederhana.
Usai solat itu dan uluk salam kiri kanan swarnanews langsung beranjak ke barisan solat sebelah.
“Asalamualaikum apa kabar Prof,” begitu sapa swarnanews.
“Waalaikumussalam, Alhamdulillah, baik mas,” ujar pria itu yang ternyata adalah Prof. Dr. dr Yuwono, M Biomed yang juga Founder atau pendiri Sekolah Alam Palembang atau yang akrab disebut Sapa saat ditemui di lokasi Sapa Palembang, Senin (19/8/2019).
Kami berdua kemudian berbincang-bincang. Berbagai topik mengemuka. Mulai dari aktifitasnya sebagai dosen dan Profesor atau Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya (Unsri) dengan segudang aktifitas mengajar di almamaternya. Sampai amanah yang saat ini harus diembannya sebagai Direktur Rumah Sakit PT Pusri.
“Tetapi di luar semua aktifitas itu saya tetap konsentrasi dalam mengelola Sekolah Alam Palembang ini Mas,” ujar pria yang berhasil menyandang guru besar sangat muda saat usia belum memasuki 40 tahun.
Sekolah Alam Palembang yang Profesor Yuwono dan Nurbaiti Eka Sari sang istri kelola itu berlokasi Jalan Gubernur H Bastari Lorong Harapan tepatnya di belakang Kantor Kejaksaan Tinggi Kawasan Jakabaring Palembang dan telah terdaftar di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan menerapkan kurikulum sistem full day school.
Sembari berjalan-jalan Swarnanews mengeliling Sekolah Alam Palembang yang berdiri di lahan seluas hampir 3 hektare ini memiliki berapa tingkatan, yakni TD, SD, SMP dan SMA dan seluruhnya menerapkan sistem tematic yang 80 persennya beraktivitas di lapangan.
“Sebenarnya SMP dan SMA kita namakan SM di Sekolah Alam. Sebab pada prinsipnya kedua level pendidikan itu bisa dilakukan dengan pendekatan yang sama,” tambahnya.
Saat ini dalam mengelola lembaga pendidikan itu selain ditopang istrinya yang all out mendedikasi diri untuk perkembangan dan kemajuan sekolah alam tersebut. Yuwono juga dibantu oleh Ana Apriyanti sebagai Kepala Sekolah Alam Palembang tingkat SD.
Memperoleh Kunjungan Tamu dari Malaysia
Baik Nurbaiti Eka Sari yang akrab disapa Eka, Ana Apriyanti dan tenaga pendidik lainnya saat itu juga sedang sibuk menerima kunjungan tamu-tamu dari Malaysia. Mereka yakni Ely ZafilaYasir Lady of Guidance atau Pemilik Taska Kasih Cemerlang Selangor, Azlina Johari Lady of The Nature Pemilik TFA Playschool & TFA Sensory Park Selangor, Musalmah Muhamad Lady of The Gavel Pemilik Taska/Tadika Widuri Negeri Sembilan dan Eny ZanizaYasir Lady of Control Pemilik Taska Kasih Cemerlang Selangor.
Di hadapan para tamunya Eka saat itu memaparkan konsep belajar di SD Sekolah Alam Palembang ini ialah Fun learning dan berbagai Aktivitas memanfaatkan alam sebagai alat pembelajaran.
“Jadi, belajarnya langsung lebih banyak ke aplikasi lapangan dengan bermain sambil belajar. Lantaran prakteknya dengan anak-anak bermain ialah mereka sambil belajar,” ungkap Eka.
Menjelaskan mengenai Core curriculum Sapa, Eka menambahkan yang pertama berupa akhlak mulia dengan pembelajaran berupa guru sebagai role model dan aktifitas sehari-hari sebagai pembiasaan.
Kemudian logika ilmu berupa pembelajaran tematik untuk TK dan SD serta proyek untuk SM. Selanjutnya berupa pembekalan leadership atau kepemimpinan dan yang tak kalah penting adalah membentuk jiwa entrepreneurship atau jiwa dan semangat berwirausaha.
Apa yang dijelaskan oleh Eka disimak dengan antusias oleh para tamu dari Malaysia. Mereka yang memiliki lahan seluas kurang lebih 12 hektar juga ingin memodifikasi pola-pola yang ada di Sapa untuk diterapkan di Malaysia.
Menguraikan tentang awal pendiriannya, Sekolah Alam Palembang, kata Eka sudah berdiri sejak 12 tahun lalu dengan sebelumnya sempat berpindah-pindah tempat lokasi sekolah, seperti di wilayah Kecamatan Pemulutan sebelum sekarang menatap di kawasan Jakabaring Palembang.
Pertama kali Sekolah Alam Palembang ini didirikan lantaran untuk sekolah keluarga, namun seiring waktu, semakin banyak warga yang berminat untuk menyekolahkan anaknya di Sekolah Alam Palembang ini.
“Total sekarang jumlah siswa SD di Sekolah Alam Palembang ini ada 80 siswa yang kebanyakan berasal dari wilayah Jakabaring Palembang,” ujarnya.
“Setiap per 3 bulan sesuai tema dan harus ada karya dari program kurikulum Persentase Sains Projek, Satu anak masing-masing akan mempresentasikan projek mereka yang ingin di teliti di lapangan,” ujar dia
Hal ini dilakukan, guna melatih dan mengasah karakter dan mental anak agar tidak kaku apabila berinteraksi di luar sekolah.
Selain itu, Sekolah Alam juga setiap dua tahun sekali akan ada diadakan jambore di wilayah regional 2 daerah Sumbagsel.
Yuwono juga menambahkan hakikatnya pendidikan melalui sekolah adalah proses membangun sebuah peradaban. Selain itu juga sebagai proses penghambaan kepada Allah untuk mengabdikan ilmu yang dimiliki sebagai persiapan menuju perjalanan panjang kampong akhirat.
Untuk itu hanya dengan ilmu dan pengamalan nilai-nilai agama yang benar-benar sudah ditanamkan sejak kecil maka menjadi kepribadian anak-anak sekolah alam yang akan aktualisasikan sepanjang usianya.
Bukan hanya itu pendidikan yang mereka peroleh dengan pola-pola seperti itu akan menjadikan anak-anak itu mampu berkompetisi, bukan hanya di dalam negeri tetapi juga bisa eksis di luar negeri seperti yang telah dibuktikan oleh kedua anaknya yang saat ini sukses berkarier di Amerika Serikat.
Tetapi anak-anak yang diasuh dalam Sapa bukan hanya ahli dan ilmu dan teknologi tetapi mereka juga memiliki akhlag yang baik karena sudah dibiasaka sejak kecil.
Eny Zaniza saat saat itu juga memaparkan kondisi lembaga pendidikan yang dikelolanya berupa TFA Group.
“Harapan TFA Group untuk menjadikan ilmu ECCE yang sebenar ini dapat digunapakai di seluruh Malaysia dan akhirnya melahirkan anak Malaysia yang bukan sahaja bijak secara akademik, “self-direct” malahan juga mempunyai sahsiah jati diri dan emosi yang lengkap untuk membangunkan Malaysia di masa yang akan dating,” ujarnya dengan Bahasa Malaysia.
Selaras dengan tujuan Sapa, mereka juga memimpikan untuk mengembalikan fitrah anak-anak bermain berkonsep sejak dini ke arah diri yang lebih “selfdirect” dan emosi yang lengkap. Sedangkan untuk mewujudkan melalui misi memastikan 50% masyarakat di Malaysia menerima, memahami dan mengimplementasikan “unstructured nature play” sebelum 2030 bagi anak- anak berusia 0 sehingga 6 tahun.
“Pengalaman yang kami peroleh dari kunjungan di Sapa Palembang ini akan diterapkan di Malaysia,” ujarnya seraya berharap agar semua yang menjadi cita-cita mereka terwujud secara luas di Malaysia.
Teks/Foto/Editor: Sarono PS