SWARNANEWS.CO.ID, JAKARTA | Setelah 6 Presiden berganti, akhirnya Pemerintah RI berhasil menyamakan harga bahan bakar minyak (BBM) di tanah air alias BBM Satu Harga. Kebijakan yang diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini membuat harga BBM sama dari Aceh sampai Papua.
Jokowi pernah bercerita ide ini tercetus ketika diam-diam mengunjungi warga Wamena pada 2015, dan bertanya-tanya pada pedagang setempat tentang harga BBM di sana. Ternyata harganya kala itu mencapai Rp 60.000-100.000 per liter.
“Saya kaget karena sebelumnya tidak pernah dapat informasi soal itu,” kata Jokowi belum lama ini.
Untuk menjalankan dan menyukseskan program BBM Satu Harga pemerintah memberikan tugas BPH Migas yang dikomandoi tokoh muda Fanshurullah Asa, untuk mengawalnya, sesuai dengan peraturan Menteri ESDM No. 36 Tahun 2016.
Fanshurullah yang akrab dipanggil Ifan mengatakan sejak 17 Oktober 2016 hingga saat ini, BPH Migas telah memastikan 165 titik daerah terdepan terluar dan tertinggal alias 3T telah mendapatkan BBM dengan harga yang sama seperti Ibu Kota DKI Jakarta.
Kesuksesan BBM Satu Harga yang dijalankan BPH Migas juga ditandai dengan tersisanya 5 titik lagi, dari target 170 titik BBM Satu Harga bisa tercapai. Selain itu, BPH Migas akan semakin menggenjot program bbm satu harga dalam lima tahun ke depan, sesuai dengan arahan dari Presiden Jokowi.
“Pelaksanaan BBM Satu Harga ini sudah menjangkau kurang lebih 571.991 kepala keluarga yang berada di 164 kecamatan di Indonesia,” ujar Ifan.
“BPH Migas berperan aktif untuk menjaga dan meningkatkan sinergi serta berkoordinasi dengan Kementerian ESDM, Polri, Badan Usaha pelaksana penugasan BBM 1 Harga yaitu PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk,” ujar Ifan yang merupakan mantan anggota DPR
Teks: Rel
Editor: Sarono PS