Jangan Salah Pakai Masker Saat Kabut Asap

SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Penggunaan masker menjadi langkah terakhir untuk terhindar dari dampak kabut asap. Namun, tak banyak warga yang tahu masker apa yang tepat dikenakan.
Dr Rouly Pasaribu, SpPD, dokter spesialis penyakit dalam dari RS Moh Hoesin Palembang, mengatakan, masker bedah yang selama ini dibagikan ke masyarakat tidak cukup aman untuk terhindar dari Infeksi Saluran Pernapasan Atas.

“Masker yang kita kenal itu ada dua macam, masker bedah dan masker partikulat. Masker bedah fungsinya kalau orang ada penyakit tidak menular ke yang lain. Masker partikulat fungsinya melindungi si pemakai. Kalau dalam kondisi kabut asap, kita pakai masker partikulat, yakni masker N95,” kata seraya menunjukkan masker N95 di sela kegiatan Penyuluhan Dampak Asap pada Kesehatan di Kambang Iwak, Minggu (22/9/2019) pagi. Kegiatan ini diprakarsai oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Cabang Sumatera Selatan.

Dikatakan, masker N95 bisa menyaring 95 persen kotoran mikro yang ada di udara. Sementara masker bedah tidak bisa.
“Kita mensosialisasikan bukan sekadar pakai masker. Selain itu, kami juga memberi alamat web BMKG dan brosur. Supaya masyarakat tahu kapan harus memakai N95, kapan pakai masker bedah. Dan apa yang harus dilakukan kalau ada kabut asap,” urainya.

Masker N95, dikatakannya, bisa dibeli di apotek. Harganya memang relatif lebih mahal. “Jika masker biasa, lima masker bisa Rp2.500. Kalau masker N95, harganya bisa Rp8.500 sampai Rp15.000 untuk satu maskernya,” ucapnya.

Kondisi udara kota Palembang bisa diketahui per jam lewat laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Saat wawancara ini berlangsung pukul 08.00 pagi tadi, kondisi udara Kota Palembang masuk warna hitam alias berbahaya.
“Kurangi aktivitas di luar rumah dan banyak minum air putih. Kalau terpaksa keluar, baru pakai masker,” saran Dr Rouly. (*)

Teks/editor: maya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *