Cor Beton dan Paving Block Kawasan 3 ilir Dimulai

SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Tahun 2019, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menggelontorkan dana untuk kawasan Kotaku di Palembang sebesar 67 miliar tersebar di 48 kelurahan. Khusus di Kelurahan 3 Ilir ditargetkan tahun ini selesai.

Hal tersebut dikatakan Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda usai meninjau lokasi pembangunan program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh), bertempat di RT 32 RW 07 Kelurahan 3 ilir Kecamatan Ilir Timur II Palembang, Rabu (2/10/2019).

Mudah-mudahan dengan anggaran yang cukup besar melalui program kawasan Kotaku untuk mengentaskan lingkungan kumuh akan betul-betul membantu masyarakat.

“Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang tentunya mendorong dan mengupayakan lingkungan kumuh untuk dirubah, bukan hanya dilihat segi Insfrastruktur namun kesejahteraan masyarakat harus diperhatikan,” ucapnya.

“Namanya merubah lingkungan kumuh itu bukan hanya Insfrastruktur, tapi banyak komponen-komponen dan faktor lain yang menjadi perhatian, sehingga lingkungan kumuh itu berubah menjadi lingkungan yang baik,” tandasnya

Sementara itu, Kadis Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Palembang melalui Kepala Satuan Kerja (Kasatker) PIP, Arif Hamzah Sya’ban menjelaskan, pengerjaan dilakukan sepanjang 1,4 kilometer, baik Insfrastruktur cor beton maupun paving block di tahun 2019.

“Khusus kawasan 3 ilir melalui program Kotaku mendapat bantuan sebesar 1 miliar.
Pengerjaan cor beton sepanjang 40 meter ditambah drainase kanan dan kiri, sedangkan paving block berwarna sepanjang 1.400. Secara keseluruhan 3.000 meter persegi terbagi dalam 7 RT ,” uraiannya.

Untuk pengerjaan drainase khusus paving block di pasang sebelah kanan didalam, namun jika terlihat di permukaan tidak begitu tampak.

“Mengingat apabila membangun drainase sebelah kanan, maka akan menyempitkan jalan, diupayakan pekerjaan dibawah paving block,” paparnya

Kedepan berharap dimasyarakat, dengan adanya pembangunan ini agar lebih dapat untuk memelihara.

Intinya, memelihara itu sangat susah setelah di bangun. Dengan adanya keindahan yang di buat, mereka merasa memiliki tanggung jawab secara keseharian untuk masyarakat itu sendiri,” harapnya.

Teks : Iwan
Editor : Asih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *