SWARNANEWS.CO.ID.LAHAT | Sangat wajar bila kabupaten Lahat mendapat julukan Bumi Seribu Megalitik karena setelah mendapat rekor MURI sebagai pemilik situs megalitik terbanyak se Indonesia pada tahun 2012 masih terus bermunculan penemuan situs megalitik.
Dan baru-baru ini kembali ditemukan situs megalitik di kecamatan Pagar Gunung tepatnya di desa Karang agung. Penemuan inipun ditemukan secara tidak di sengaja oleh Iskandar Jumaldi camat Pagar Gunung, dimana pada awalnya sang camat sedang mencari burung bersama Umarsid warga desa Karang Agung di hutan berupa semak belukar dan tidak sengaja melihat onggokan batu.
“Penemuan inipun lalu saya sampaikan kepada Mario staf khusus bupati Lahat bidang pariwisata dan ekonomi kreatif melalui pesan whatsapp dan akhirnya kami bersama meninjau lokasi penemuan,” kisah Iskandar.
Dijelaskan oleh Iskandar bahwa Lokasi penemuan situs megalitik berada sekitar 3 km dari desa Karang agung tak jauh dari jalan lintas Desa Karang Agung ke Desa Talang Sejemput Kecamatan Lahat Selatan.
“Dari jalan aspal ini hanya berjarak kurang dari 1 km atau berjalan selama 5 menit menyusuri kebun kopi lalu masuk ke semak belukar setelah melalui sedikit jalan menanjak yang baru saja di buka untuk perkebunan,” terangnya.
Selaku Staff Khusus Bidang Pariwisata, Mario Andramartik menjelaskan, pada situs yang ditemukan kali ini ada temuan Arca dalam posisi duduk memakai gelang tangan dan kalung tetapi bagian kepala sudah hilang, sepertinya bagian kepala yang hilang ini telah lama terjadi.
Selain itu, temuan kedua juga berupa Arca sepertinya Arca hewan seperti badak, terlihat bagian ekor, kepala dengan kedua tanduk, mata, kuping, mulut cula. Tetapi sayang Arca ini sudah tidak utuh lagi karena bagian kanan Arca juga sudah hilang dan terlihat bekas patahan nya.
Pada temuan ketiga, Mario menjelaskan bahwa ada arca berupa batu susun empat atau yang di kenal dengan sebutan tetralit. Tetralit berasal dari bahasa Yunani yaitu tetra berarti empat dan lith berarti batu, jadi tetralit berarti empat batu atau batu susun empat yang berfungsi sebagai sarana berkumpul masyarakat budaya megalitik.
“Selain itu masih ada beberapa batu batu yang belum dapat di identifikasi. Dan kemungkinan bila area semak belukar ini di buka akan bertemu tinggalan megalitik lainnya,” terang mario.
Dirinya selaku pendataan megalitik pasemah yang juga Ketua Lembaga Kebudayaan dan Pariwisata Panoramic Of Lahat berharap dengan temuan situs terbaru ini masyarakat dapat menjaga kelestarian karena ini merupakan peninggalan nenek moyang yang mempunyai nilai budaya yang sangat tinggi dan tidak dimiliki oleh setiap daerah maka dengan temuan ini harus menjadi kebanggaan tersendiri.
“Kami dari lembaga sudah melaporkan kepada instansi terkait seperti Balai Arkeologi Sumatra Selatan, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional juga akan kami laporkan dinas terkait di Lahat,” jelasnya.
Teks : Jumra
Editor : Sarono PS