SWARNANEWS.CO.ID, KAYUAGUNG | Kabut asap tebal terpantau semakin pekat menyelimuti wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Kendati menjelang siang, asap terlihat sedikit berkurang dibanding pagi hari sebelumnya, namun menjelang petang, kabut asap ini kembali terlihat, Senin (14/10). Bahkan, jarak pandang hanya beberapa puluh meter saja.
Hal ini menyusul masih terdapatnya beberapa titik panas (hotspot) serta titik api (firespot) di wilayah bumi Bende Seguguk tersebut.
Diduga, terbakarnya lahan di area sebuah perusahaan menambah parah fenomena asap semakin tebal. Dampak tersebut, bukan saja menganggu pernafasan tubuh manusia, juga berdampak terganggunya visibilitas atau jarak pandang lalu lintas udara.
Gangguan jarak pandang yang disebabkan asap semakin pekat ini juga mengakibatkan agenda pantauan di sejumlah titik api dalam wilayah Bumi Bende Seguguk oleh Kapolres OKI AKBP Doni Eka Saputra, Dandim 0402/OKI-OI Letkol Inf Riyandi, dan Sekretaris Daerah OKI Husin, serta unsur lainnya batal dilaksanakan.
Menurut rencana, sejumlah petinggi Forkompimda OKI hendak melaksanakan pantauan melalui udara. Kendati sejak pukul 09.30 WIB helikopter milik Polda Sumsel sudah mendarat di Lapangan Segitiga Emas Kayuagung. Monitoring udara sempat tertunda lantaran cuaca berkabut tidak memungkinkan untuk melakukan penerbangan.
“Batal, asapnya terlalu pekat. Bahkan untuk pulang ke Palembang pun pilot tidak berani,” kata Kepala BPPD OKI Listiadi Marthin.
Sementara itu, Kepala Manggala Agni, Daops III OKI, Candra mengungkapkan bahwa memang kemarin hotspot di OKI terpantau sangat banyak.
Berdasarkan update data terakhir dari Tim Monitoring Pemantauan Hotspot Dinas Kehutanan, Sumsel, Senin (14/10) pukul 00:15 WIB hotspot di wilayah Kabupaten OKI terpantau berjumlah 437, terbanyak untuk wilayah Sumsel dengan total 732 hotspot.
“Hotspot di kabupaten OKI hari kemarin memang terpantau sangat banyak. Untuk Manggala Agni sendiri dengan SDM dan peralatan yang ada saat ini fokus terhadap firespot yang berpotensi menimbulkan kabut asap,” ungkapnya saat dikonfirmasi via pesan WhatsApp.
Terkait kondisi hari ini, lanjut Candra bahwa kondisinya tidak jauh berbeda dari kemarin. Untuk itu, hal ini pula yang diduga memicu terjadinya kabut tebal di sejumlah wilayah di Kabupaten OKI.
Menurutnya, tingkat kekeringan yang tinggi dan sumber air yang sudah minim saat ini menyebabkan potensi terjadinya kebakaran sangat tinggi. Sementara itu, berdasarkan hasil patroli yang dilakukan pihaknya wilayah kebakaran cukup masif terjadi salah satunya di wilayah Pangkalan Lampam dan Tulung Selapan.
Kepala Puskesmas Kutaraya, Isa Dwiyono, mengatakan dari sisi medis, asap pekat berkelanjutan berdampak pada memburuknya sistem pernafasan. Ia menyebut, hal ini rentan terkena penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA bila tidak ditangani segera.
Namun, meski begitu, ia mengatakan hingga saat ini, belum terjadi peningkatan kasus pernafasan, terutama untuk wilayah Kutaraya dan sekitarnya.
“Kasus penyakit pernafasan belum mengalami peningkatan, tetapi hal tersebut mesti diantisipasi dini. Puskesmas Kutaraya sendiri, rutin membagikan masker ke sejumlah pusat kegiatan masyarakat sesuai dengan arahan dari Dinas Kesehatan,” terangnya.
Terkait pencegahan ini sendiri, Isa menganjurkan untuk menggunakan masker penutup hidung saat melakukan kegiatan di ruang terbuka, terutama bagi anak-anak yang disinyalir rentan terhadap perubahan cuaca mendadak seperti kabut asap tersebut.
“Upaya pencegahan sederhana terhadap dampak asap yakni dengan menggunakan masker, terutama bagi anak-anak yang aktif melakukan kegiatan di alam terbuka,” tandasnya.
Teks : Elisa
Editor : Sarono PS