Swarnanews.co.id-Kupang, 20/10/2019- Kekeringan di wilayah Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur di antaranya melanda dua desa mengalami kekeringan ekstrem sejak September 2019.
Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do kepada wartawan di Mbay Ibu kota Kabupaten Nagekeo, Minggu mengatakan dua desa yang mengalami kekeringan ekstrem itu Desa Tedakesa di Kecamatan Aesesa dan Desa Rindu Wawo di Kecamatan Aesesa Selatan.
“Kondisi itu terjadi karena sumber air di dua desa itu terletak di lokasi yang lebih rendah dari permukiman penduduk dan juga debit air semakin menipis, ” katanya.
Oleh sebab itu kata dia pemerintah kabupaten setempat membutuhkan teknologi untuk menaikan air dari tempat yang rendah ke pemukiman.
“Kita saat ini memang membutuhkan teknologi moderen untuk menarik air dari tempat yang rendah di dua desa itu agar memudahkan warga sekitar untuk mendapatkan air bersih, ” tambah dia.
Menurut dia kehadiran Plan Indonesia melalui kegiatan Jelajah Timur untuk amal bertajuk “Run For Equality” sangat membantu pemda setempat untuk mendapatkan fasilitas penarik air.
Dalam Jelajah Timur untuk amal itu Plan Indonesia sampai dengan Sabtu (19/10) berhasil mengumpulkan dana amal mencapai Rp290 juta dari target Rp300 juta untuk pembangunan fasilitas air bersih.
Lebih lanjut katanya kesulitan air bersih di daerah itu juga karena banyak daerah resapan air berubah fungsi menjadi ladang pertanian, termasuk kebakaran padang yang terjadi setiap tahun.
“Ya akibatnya pada musim kemarau, penyusutan sumber air lebih cepat dari biasanya,” tambah dia.
Teks/Editor : Antara/Asih