Pahlawan Tanpa Tanda Jasa di Era Digitalisasi

Workshop Perlindungan Bagi Para Guru

 

SWARNANEWS.CO.ID, BOGOR | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Subdit Kesejahteraan Penghargaan dan Perlindungan Profesi Guru Pendidikan Dasar (kesharlindung.pgdikdas) melaksanakan Workshop Perlindungan Guru yang dilaksanakan dari tanggal 22-25 Oktober 2019, bertempat di The Mirah Hotel Bogor, Selasa (22/10/2019).

Workshop dibuka langsung Dirjen GTK Kemdikbud Dr. Supriano, M.Ed, kegiatan ini sangatlah penting sebagai penyegaran dan pembinaan bagi guru-guru dari seluruh Indonesia, sebagai salah satu kegiatan dalam pengembangan diri guru. Peserta berjumlah 120 orang hasil dari seleksi daring yang ditutup sampai pukul 15.59 WIB, Jum’at (4/10/2019) lalu.

Peserta seleksi beberapa waktu lalu dari peserta yang mendaftar sebanyak 1.300 orang baik jenjang SD maupun SMP. Hasil seleksi panitia ditetapkan 60 orang guru SD dan 60 orang guru SMP. Dari sekian banyak peserta, ada 3 orang perwakilan dari Sumatera Selatan yang terpilih, yakni Husnil Kirom, M.Pd. (SMPN 1 Indralaya Utara Ogan Ilir), Ibu Idupria, S.Pd. (SMPN 3 Muara Dua OKUS), Koko Triantoro, S.Pd.Gr.(SDN Embacang Lama Muratara).

Dalam rangka melaksanakan pemberian penghargaan serta memfasilitasi pengembangan profesi guru dari seluruh Indonesia. Bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang kebijakan perlindungan guru, meningkatkan keterampilan dalam melakukan perlindungan guru serta meningkatkan kemampuan memberi solusi dalam praktik perindungan guru melalui simulasi dan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL).

Subdit Kesharlindungpgdikdas patut diacungi jempol, melalui kegiatan dan seleksi model daring seperti ini, tentu akan memberikan banyak kesempatan bagi guru-guru yang bertugas di daerah, apalagi daerah tertinggal atau terpencil. Asalkan jaringan internet, kuota mencukupi, juga persyaratan telah dilengkapi, maka peluang semuanya sama untuk dapat lolos dalam kegiatan yang diadakan Kemdikbud melalui Kesharlindungpgdikdas ini.

Sosialisasi ataupun pembekalan akan pentingnya perlindungan terhadap profesi guru perlu dilakukan agar para guru dimanapun ia berada atau bertugas dapat dijamin dan dilindungi keamanan, keselamatan, kesehatan, sampai kesejahteraan yang setimpal dengan perjuangan dan pengorbanannya sebagai “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” di era digitalisasi dan internetisasi sekarang.

Sekali lagi dimanapun kita bertugas asalkan hati dan pikiran tenang serta jiwa dan perasaan senang, maka akan membawa kenyamanan dan keceriaan suasana belajar dan pembelajaran sebagai rutinitas sehari-hari. Semoga tulisan ini dapat menginspirasi dan memotivasi serta meningkatkan profesionalisme guru-guru yang bertugas di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai Pulau Rote. Sebagaimana pesan dalam Pidato Pelantikan Presiden Terpilih tanggal 20 Oktober yang lalu bahwa “bangsa Indonesia harus mampu mendobrak rutinitas konvensional menjadi rutinitas profesional. Belajar itu sepanjang hayat, dimanapun, kapanpun, siapapun, dan melalui apapun dapat dilakukan, semisal Workshop Perlindungan Profesi Guru Tahap 3 ini.

Tentu dalam mengikuti kegiatan ini, peserta dari Sumatera Selatan berangkat dari daerah masing-masing. Seperti, Idupria yang melakukan perjalanan dari Muara Dua butuh waktu 8-9 jam perjalanan darat. Begitupun dengan Koko dari Embacang dan Husnil dari Desa Parit Indralaya Utara.

Sesampai di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang perjalanan yang seyogyanya landing pukul 09.30 WIB didelay sampai pukul 11.30 WIB. Perjalananpun masih dilanjutkan dengan menaiki Bus Damri sampai Botani Square dan menuju The Mirah Hotel Bogor.

Husnil Kirom salah satu peserta dari SMPN 1 Indralaya Utara Ogan Ilir merasa bangga dengan adanya workshop kali ini, betapa tidak ini bagi dirinya merupakan pengorbanan dan dedikasi untuk dunia pendidikan.

“Betapa bangga dan bahagianya ketika kami bisa berjumpa dengan guru-guru hebat se-nusantara, terutama dalam hal perjuangan, pengorbanan, dan dedikasi di sekolah atau daerah masing-masing. Beruntung kami yang berasal dari daerah terluar, terpencil, bahkan khusus yang butuh waktu lama mencapai ibukota provinsi, akhirnya sampai juga di Kota Bogor nan sejuk ini. Dengan secercah harapan dapat menggali ilmu dan menambah pengalaman serta pemahaman dalam tugas guru sebagai profesi mulia. Semoga kegiatan ini bermanfaat untuk guru-guru hebat semuanya,” ungkapnya.

Selain mengikuti workshop perlindungan guru, Husnil Kirom juga menjadi Grand Finalis Anugerah Konstitusi ke-9 Tahun 2019 yang diadakan oleh Mahkamah Konstitusi sebagai penghargaan tertinggi kepada guru PPKn se-Indonesia. Menjadi finalis urutan pertama untuk jenjang guru SMP, merupakana suatu kebanggaan dan kebahagiaan bagi dirinya.

Diharapkan dengan workshop ini bisa bermanfaat juga untuk komunitas MGMP PPKn SMP Kabupaten Ogan Ilir.

Kontributor : Husnil Kirom
Editor : Sarono PS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *