SWARNANEWS.CO.ID, PALEMBANG | Misi revolusi Mental menjadi titik Sentral perubahan pada sistem pendidikan nasional tampaknya tidak bisa ditawar lagi.
Menurut Salah satu anggota Dewan Ketahanan Nasional Dr. Lapiliha M, didampingi Direktur Puskais-Bijak Sumsel Dr Afriantoni, kebutuhan ini kini sudah waktunya dipertajam pelaksanaanya. Kondisi bangsa memang sudah sangat membutuhkan perubahan secara klimaks.
Lebih lanjut dibeberkan, pencapaian Misi Revolusi Mental hendaknya merupakan tugas utama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sebab Koheren dengan Fungsinya dan BPIP lembaga Super Body yang secara politis dapat menggerakkan semua lembaga negara.
Misi revolusi mental hendaknya sebagai Supra sistem kurikulum Pendidikan Nasional (standar isi), dengan pendekatan pembelajaran “indoktrinasi”.
Bahkan, desain Sekolah sebagai Laboratorium Moral Budi Pekerti “Pupus” dengan fenomena praktik Kapitalisasi Informasi Publik oleh Media yang menjual konten Vulgar hanya dengan tujuan profit.
Selain itu sepertinya sudah sangat dibutuhkan Program TOT bagi kalangan Pendidik soal model dan metodologi Pendidikan Karakter Bangsa agar menghasilkan Perilaku Siswa dan Mahasiswa yang berkarakter Mulia .
Hal paling penting negara dalam Implementasi Misi Revolusi Mental saatnya dilakukan secara Terstruktur, Systematis, dan Masif serta libatkan semua Lembaga Negara.
Tak kalah penting Internalisasi Misi Revolusi Mental dalam Budaya Organisasi Pemerintah dan Swasta serta bagian dari Kode Etik setiap Organisasi Masyarakat ataupun organisasi Profesi.
Bahkan tak kalah penting paling butuh penonjolan perlu adanya integrasi implementasi melalui tri sentra pendidikan (sekolah, keluarga, dan masyarakat).
Artinya dominasi BPIP bukan harga mati, tapi sebagai salah satu instrumen pendukung untuk integrasi implementasi dengan pendekatan moral kejujuran sebagai dasar etik untuk mencapai tujuan menegakkan Pancasila sebagai ideolgi bangsa.
Untuk itu, dibutuhkan kesadaran nasional terhadap arah dan sikap awal dalam menghadapi globalisasi dan kemajuan teknologi serta revoluasi indusrri 4.0 dan 5.0.
Gerakan kesadaran nasional terhadap arah dan sikap awal dalam menghadapi globalisasi dan kemajuan teknologi serta revolusi industri 4.0 dan 5.0 agar tidak tersesat dalam paradoks ideologi memang sangat dibutuhkan. (*)
Teks/Editor : Asih