SWARNANEWS.CO.ID, JAKARTA | Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR Basuki Hadimuljono akan mengoptimalkan pemakaian produk lokal untuk proyek-proyek pembangunan infrastruktur.
“Utamakan yang lokal, meski harga lebih mahal sedikit asal masih wajar,” ujar Menteri Basuki dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (7/11/2019).
Menteri Basuki menyatakan telah memerintahkan seluruh pekerjaan konstruksi bidang PUPR untuk membeli bahan baku dan peralatan lokal seperti penggunaan aspal buton untuk jalan dan pembelian eskavator ke PT. Pindad.
“Kita tidak bisa bergantung pada negara lain dalam impor yang akan menghambat perkembangan produk dalam negeri,” katanya.
Pembangunan infrastruktur harus dapat meningkatkan pemanfaatan berbagai produk dalam negeri seperti alat berat excavator, marka jalan, bearing jembatan, water treatment mobile, dan lain-lain.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur dalam lima tahun ke depan masih menjadi salah satu prioritas nasional, ditambah dengan rencana pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur.
Menurut Presiden, pemerintah telah mengalokasikan anggaran total pembangunan infrastruktur sekitar Rp430 triliun pada 2020 atau naik dibandingkan 2019 yang sebesar Rp420 triliun.
Untuk mendukung hal tersebut diperlukan kesiapan seluruh komponen rantai pasok industri konstruksi yang terdiri dari sumber pendanaan, sumber daya manusia (SDM), peralatan dan material, serta teknologi konstruksi.
Terkait kesiapan peralatan dan material yang dibutuhkan dalam konstruksi, Presiden menginstruksikan untuk memastikan ketersediaannya baik dari segi kuantitas dan kualitas sekaligus juga menekankan agar terus berupaya mengurangi penggunaan bahan konstruksi impor, sehingga pembangunan infrastuktur yang masif dapat mendongkrak industrialisasi dalam negeri.
Jokowi meminta agar produksi dalam negeri betul-betul menjadi perhatian yang serius. Berbagai produk dalam negeri seperti kebutuhan produk baja serta berbagai kebutuhan material dan bahan baku lainnya harus disediakan sehingga sektor konstruksi bisa berkontribusi dalam menurunkan defisit neraca transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan. (*)
Teks: antara
Editor: maya