SWARNANEWS.CO.ID-BEKASI, 11/11/2019 | Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat gencar membuat lubang biopori untuk menghadapi musim penghujan dengan melibatkan seluruh perangkat kerja daerah setempat.
“Selanjutnya gerakan pembuatan lubang biopori ini akan gencar dilakukan di tingkat kecamatan dan kelurahan secara merata di seluruh wilayah Kota Bekasi,” kata Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi usai melubangi area taman kantor wali kota, Senin (11/11).
Rahmat yang berkesempatan mencoba membuat lubang biopori di sejumlah titik itu terlihat sesekali kesulitan saat ujung tongkat biopori bertumbukan dengan bebatuan sehingga menyulitkan untuk membuat lubang lebih dalam.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi sebagai ‘leading sector’ gerakan ini terlebih dahulu telah menandai titik pembuatan lubang biopori dengan jarak berkisar 50 sentimeter pertitik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Yayan Yuliana mengatakan lubang biopori idealnya dibuat dengan kedalaman 1,2 meter dengan estimasi mampu menampung 10 liter air.
“Awal musim hujan seperti sekarang ini merupakan saat yang tepat untuk membuat lubang biopori karena keberadaan lubang bisa menjadi tempat penampungan cadangan air saat hujan turun,” katanya.
Kehadiran lubang biopori di taman Kantor Wali Kota Bekasi juga bisa difungsikan sebagai tempat penampungan dedaunan kering. Hal ini sejalan dengan program Dinas LH Kota Bekasi mengurangi produksi sampah di lingkup perkantoran wali kota Bekasi.
Sampah-sampah dedaunan tidak ada yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Sumur Batu apalagi dibakar melainkan diproses untuk menghasilkan pupuk kompos.
“Lalu salah satu cara sederhananya adalah dengan memasukkan sampah dedaunan tadi ke lubang biopori sehingga permasalahan sampah tertangani, tanah pun menjadi subur,” ucapnya.
Yayan melanjutan gerakan yang dilakukan kali ini merupakan ‘pilot project’ menggencarkan pembuatan lubang biopori dengan total 624 titik. Setelah di skala pemerintahan daerah hal serupa akan digencarkan pula di lingkup wilayah kecamatan dan kelurahan di seluruh Kota Bekasi.
“Idealnya setiap rumah yang masih memiliki pekarangan bisa membuat tiga sampai lima lubang,” ungkapnya.
Teks/Editor : Antara/Asih